Labels

Kamis, 02 Mei 2013

Pembelajaran Bahasa Arab



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pengajaran bahasa Arab sangat menarik sekali untuk dikaji ulang. Bukan saja karena fungsi dan esensinya ba­­gi kehidupan komunikasi Islam, tapi karena sifatnya yang berada di tengah-tengah tradisi kependidikan yang sedang berlangsung dewasa ini memerlukan berbagai inovasi, sebagai konsekuensi logis berkembangnya sains dan teknologi. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat bagi kehidupan manusia, maka diperlukan adanya upaya pada teknisi pengajaran bahasa.
Selain tersebut di atas, yang lebih menarik lagi, pada sorotan yang bernada kritik dari para ahli dan masyarakat terhadap kemampuan pelajar atau siswa, khususnya siswa IAIN atau STAIN terhadap bahasa Arab. Dari fenomena yang ada, banyak diantara lembaga pendidikan Islam yang ada di Indonesia, lebih banyak meninggalkan kesan akan pentingnya pengajaran penguasaan tata bahasa saja, seperti yang tampak pada menghafalkan kaidah-kaidah bahasa.
Akibatnya kita tidak akan heran kalau sementara ini ada seorang yang pandai menguasai segi tata bahasa Arab, tetapi lemah dalam hal menfungsikan bahasa Arab itu sendiri, sebagai bahasa komunikasi. Oleh karena itu, pada makalah ini kami berusaha mengangkat tema tentang  “Perspektif Umum tentang Pembelajaran Bahasa Arab”.
B.     Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui pengertian pembelajaran Bahasa Arab
2.      Untuk mengetahui tujuan dan pentingnya pembelajaran Bahasa Arab
3.      Untuk mengetahui tingkatan dalam pembelajaran Bahasa Arab
BAB II
PEMBAHASAN
  1. Pengertian Pembelajaran Bahasa Arab
Pembelajaran substansinya adalah kegiatan mengajar yang dilakukan secara maksimal oleh seorang guru agar anak didik yang ia ajari materi tertentu melakukan kegiatan belajar dengan baik. Dengan kata lain pembelajaran adalah upaya yang dilakukan oleh guru dalam menciptakan kegiatan belajar materi tertentu yang kondusif untuk mencapai tujuan. Dengan demikian, pembelajaran bahasa asing adalah kegiatan mengajar yang dilakukan secara maksimal oleh seorang guru agar anak didik yang ia ajari bahasa asing tertentu melakukan kegiatan belajar dengan baik, sehingga kondusif untuk mencapai tujuan belajar bahasa asing.[1]
Dalam pembelajaran bahasa ada tiga istilah yang perlu dipahami pengertian dan konsepnya secara tepat, yakni pendekatan, metode dan teknik. Edward M Anthony dalam artikelnya “Approach, Method and Technique” ketiga istilah tersebut sebagai berikut:[2]
1.      Pendekatan, yang dalam bahasa Arab disebut madkhal adalah seperangkat asumsi berkenaan dengan hakikat bahasa dan hakikat belajar mengajar bahasa. Pendekatan bersifat aksiomatis atau filosofis yang berorientasi pada pendirian, filsafat, dan keyakinan yaitu sesuatu yang diyakini tetapi tidak mesti dapat dibuktikan.
2.     
2
 
Metode, yang dalam bahasa Arab disebut thariqah adalah rencana menyeluruh yang berkenaan dengan penyajian materi bahasa secara teratur atau sistematis berdasarkan pendekatan yang ditentukan. Jika pendekatan bersifat aksiomatis, maka metode bersifat prosedural. Sehingga dalam satu pendekatan bisa saja terdapat beberapa metode.
3.      Sedangkan Teknik, yang dalam bahasa Arab disebut uslub atau yang populer dalam bahasa kita dengan strategi, yaitu kegiatan spesifik yang diimplementasikan di dalam kelas, selaras dengan pendekatan dan metode yang telah dipilih. Teknik bersifat operasional, karena itu sangatlah tergantung pada imajinasi dan kreativitas seorang pengajar dalam meramu materi dan mengatasi dan memecahkan berbagai persoalan di kelas.
Dari paparan di atas dapat dipahami, bahwa ketiga istilah tersebut memiliki hubungan yang hirarkis. Dari satu pendekatan bisa menghadirkan satu atau beberapa metode, dan dari satu metode bisa mengimplementasikan satu atau beberapa strategi. Sebaliknya strategi harus konsisten dengan metode dan karena itu tidak boleh bertentangan dengan pendekatan.
Adapun menurut Oemar Hamalik pengertian pembelajaran adalah suatu komunikasi yang  tersusun meliputi unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran, dalam hal ini manusia terlibat dalam sistem pengajaran terdiri dari siswa, guru dan tenaga lainnya.[3] Dalam pembelajaran terjadi interaksi antara guru dan siswa, di satu sisi guru melakukan sebuah aktivitas yang membawa anak ke arah tujuan, lebih dari itu anak atau siswa dapat melakukan serangkaian kegiatan yang telah direncanakan oleh guru yaitu kegiatan balajar yang terarah pada tujuan yang ingin dicapai.
Sementara itu, bahasa Arab merupakan salah satu bahasa dunia yang telah mengalami perkembangan sosial masyarakat dan ilmu pengetahuan. Bahasa Arab dalam kajian sejarah termasuk rumpun bahasa Semit yaitu rumpun rumpun bahasa yang dipakai bangsa-bangsa yang tinggal di sekitar sungai Tigris dan Furat, dataran Syria dan Jazirah Arabia (Timur Tengah).[4] Dengan demikian pembelajaran bahasa Arab dapat didefinisikan suatu upaya membelajarkan siswa untuk belajar bahasa Arab dengan guru sebagai fasilitator dengan mengorganisasikan berbagai unsur untuk memperoleh tujuan yang ingin dicapai.
  1. Tujuan dan Pentingnya Pembelajaran Bahasa Arab
Pembelajaran bahasa diperlukan agar seseorang dapat berkomunikasi dengan baik dan benar dengan sesamanya dan lingkungannya, baik secara lisan maupun tulisan. Tujuan pembelajaran bahasa adalah untuk menguasasi ilmu bahasa dan kemahiran berbahasa Arab, seperti muthala’ah, muhadatsah, insya’, nahwu dan sharaf, sehingga memperoleh kemahiran berbahasa yang meliputi empat aspek kemahiran, yaitu:[5]
1.      Kemahiran menyimak
Kemahiran menyimak sebagai kemahiran berbahasa yang sifatnya reseptif, menerima informasi dari orang lain (pembicara).
2.      Kemahiran membaca
Kemahiran membaca merupakan kemahiran berbahasa yang sifatnya reseptif, menerima informasi dari orang lain (penulis) di dalam bentuk tulisan. Membaca merupakan perubahan wujud tulisan menjadi wujud makna.
3.      Kemahiran menulis
Kemahiran menulis merupakan kemahiran bahasa yang sifatnya yang menghasilkan atau memberikan informasi kepada orang lain (pembaca) di dalam bentuk tulisan. Menulis merupakan perubahan wujud pikiran atau perasaan menjadi wujud tulisan.
4.      Kemahiran berbicara
Sedangkan kemahiran berbicara merupakan kemahiran yang sifatnya produktif, menghasilkan atau menyampaikan informasi kepada orang lain (penyimak) di dalam bentuk bunyi bahasa (tuturan merupakan proses perubahan wujud bunyi bahasa menjadi wujud tuturan
Departemen Agama menjelaskan bahwa tujuan umum pembelajaran bahasa Arab adalah:[6]
1.      Untuk dapat memahami al-Quran dan hadist sebagai sumber hukum ajaran Islam.
2.      Untuk dapat memahami buku-buku agama dan kebudayaan Islam yang ditulis dalam bahasa Arab.
3.      Untuk dapat berbicara dan mengarang dalam bahasa Arab
4.      Untuk dapat digunakan sebagai alat pembantu keahlian lain (supplementary).
5.      Untuk membina ahli bahasa Arab, yakni benar-benar profesional.
Di samping itu tujuan pengajaran bahasa Arab adalah untuk memperkenalkan berbagai bentuk ilmu bahasa kepada peserta didik yang dapat membantu memperoleh kemahiran berbahasa, dengan menggunakan berbagai bentuk dan ragam bahasa untuk berkomunikasi, baik dalam bentuk lisan maupun tulisan, untuk tercapainya tujuan tersebut para pengajar atau ahli bahasa, pembuat kurikulum atau program pembelajaran harus memikirkan materi atau bahan yang sesuai dengan tingkat kemampuan peserta didik serta mencari metode atau teknik pengajaran ilmu bahasa dan kemahiran berbahasa arab, dan melatih peserta didik dalam kehidupan sehari-hari, baik kemahiran membaca, menulis dan berbicara.
Kemahiran dasar yang harus dimiliki dalam memahami bahasa Arab dalam menguasai ilmu bahasa dan kemahiran berbahasa Arab beserta kaidahnya-kaidahnya, menghafal atau menguasai kosa-kata  (mufradat) beserta artinya. Kaidah-kaidah bahasa Arab dipelajari dalam mata kuliah nahwu dan sharaf . Sedangkan mufradat dapat dikuasai melalui mata kuliah muthala’ah dan muhadatsah, karena kedua mata kuliah tersebut sangat bergantung pada penguasaan kosa-kata.
Dalam menguasai kaidah-kaidah bahasa Arab memerlukan kepada penguasaan nahwu dan sharaf. Nahwu digunakan untuk mempelajari struktur kalimat dan perubahan baris akhir. Sedangkan sharaf digunakan untuk mempelajari dasar kata beserta perubahannya. Selanjutnya untuk memperoleh kemahiran menyimak dan membaca perlu mempelajari ilmu muthala’ah. Untuk memperoleh kemahiran menulis atau mengarang perlu mempelajari ilmu insya’ dan untuk memperoleh kemahiran berbicara perlu mempelajari ilmu muhadatsah.
Sedangkan pentingnya pembelajaran bahasa Arab yaitu bahasa Arab merupakan salah satu bahasa besar yang banyak digunakan di berbagai pelosok dunia.[7] Sejak abad pertengahan bahasa arab menjadi bahasa universal yang akhirnya menjadikannya salah satu dari beberapa bahasa terbesar didunia seperti bahasa Yunani, bahasa Latin, bahasa Inggris, bahasa Perancis, bahasa Spanyol, dan bahasa Rusia. Dan saat ini bahasa Arab merupakan salah satu bahasa yang dipergunakan untuk menulis dokumen-dokumen Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).
Disisi lain, bahasa Arab adalah juga bahasa Al-Qur’an, hal inilah yang menjadikan bahasa Arab menjadi bahasa yang sangat berkaitan dengan Islam, sebab ia adalah bahasa Agama untuk semua umat Islam didunia, baik bagi mereka yang mempergunakan bahasa Arab dalam kehidupan sehari-hari mereka maupun tidak. Hal ini disebabkan karena orang-orang Islam membaca Al-Qur’an dalam bahasa aslinya, yaitu bahasa Arab. Tidak ada terjemahan Al-Qur’an yang dibuat dalam semua bahasa yang memungkinkan mereka untuk menggantikan bahasa aslinya. Begitu pula sholat lima waktu dan doa-doa, serta azan semuanya mempergunakan bahasa Arab fusha.
Dari fakta dan realita di atas, kita dapat mengetahui dan memahami akan pentingnya bahasa Arab, khususnya bagi umat Islam baik yang berdomisili di Arab maupun dinegara lainnya. Akan tetapi yang menjadi permasalahan adalah dalam pembelajarannya bagi orang-orang asing (non-Arab), seperti halnya pembelajaran bahasa Arab di negara kita Indonesia yang mana mayoritas penduduknya adalah umat Islam. Telah kita ketahui juga, bahwa bahasa Arab adalah salah satu bahasa Asing yang diajarkan di sebagian sekolah-sekolah di Indonesia, baik itu sekolahan dikota maupun di desa-desa. Dan kebanyakan, bahasa Arab diajarkan di madrasah-madrasah dan pondok-pondok pesantren yang tersebar diseluruh wilayah Indonesia, mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi.
Pada dasarnya, pembelajaran bahasa asing tidaklah mudah, akan tetapi seringkali terdapat kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh guru dan murid. Sebagian dari kesulitan-kesulitan itu adalah seperti yang dikatakan oleh Muhammad Athiyah Al-Abrasyi, bahwa dalam pembelajaran bahasa asing, sebagian besar murid masih menghafalkan kalimat-kalimat (vocabularies) akan tetapi tidak mampu memahami maknanya.[8] Seharusnya guru tidak boleh memaksa dan membebani murid dengan hafalan kalimat yang tidak diketahui maknanya, karena hal tersebut bukanlah cara yang baik untuk mempelajari bahasa asing. Berdasarkan hal tersebut, tentunya kita membutuhkan strategi yang jitu dalam mengatasi kesulitan-kesulitan dalam pembelajaran bahasa asing, khususnya bahasa Arab. Hal ini dimaksudkan agar pembelajaran bisa mencapai target dan tujuan yang telah ditetapkan.
  1. Tingkatan-tingkatan dalam Pembelajaran Bahasa Arab
Perlu diperhatikan dalam pembelajaran bahasa Arab dengan tujuan untuk menhilangkan kesan bahwa bahasa arab itu sulit dan memusingkan maka guru harus mengerti tingkatan murid yang sedang diajar, agar bisa memberikan materi sesuai dengan tingkat  siswa pada saat itu.
Pemberian materi yang sesuai akan mempercepat pemahaman siswa, jangan sampai pada saat siswa masih pada tahap pemula (mubtadi’in) dalam mempelajari bahasa Arab, guru memberikan materi yang terlalu sulit seperti mengarang, bercerita dalam bahasa Arab tentu itu akan membuat siswa yang baru belajar bahasa Arab akan merasa sangat kesulitan, sehingga timbullah kefahaman pada diri siswa bahwa bahasa Arab itu sulit, begitu juga sebaliknya pemberian materi yang terlalu ringan kepada siswa yang sudah pada tingkat mahir (mutaqodimin) akan membuat siswa merasa cepat bosan karena meteri itu sudah dia kuasai, pengenalan awal terhadap  tingkatan siswa akan sangat membantu seorang guru dalam memberikan sebuah materi yang cocok, hal ini sesuai dengan yang dikatakan Yusuf bahwa pembelajaran bahasa Arab perlu dipersiapkan materi dengan baik yang disesuaikan dengan taraf perkembangan anak didik
Untuk menghindari kesan bahwa belajar bahasa Arab itu sulit maka yang harus kita laksanakan adalah:
1.      Mengajarkan bahasa Arab percakapan dengan kata-kata yang sederhana dan mudah dimengerti oleh peserta didik
2.      Menggunakan alat peraga atau alat bantu, hal ini penting agar pembelajaran menarik, bergairah, dan mudah difahami
3.      Mengaktifkan seluruh panca indra anak didik, lidah dilatih dengan percakapan, mata dilatih dengan membaca, dan tangan dilatih dengan menulis dan mengarang
Dalam Pembelajaran bahasa Arab telah kita ketahui bahwa tingkatan pembelajaran bahasa Arab terdiri atas:
1.      Mubtadi’in (pemula) ini adalah tingkatan yang paling awal dalam pembelajaran bahasa arab, dan biasanya materi yang paling cocok untuk tingkatan ini adalah: menghafalkan mufrodat, percakapan yang sederhana, dan mengarang terarah (insya’ muwajahah) ini biasanya digunakan pada level bawah karena ia mencakup kegiatan mengarang yang dimulai dari merangkai huruf, kemudian kata dan kalimat
2.      Mutawasitin (menengah) ketika siswa pada tingkatan ini berarti dia sudah mendapatkan beberapa materi tentang bahasa Arab, dan tugas seorang guru pada saat itu adalah memberi penguatan terhadap materi-materi yang sudah didapatkan oleh siswa, sehingga bisa mahir dalam materi tersebut
3.      Mutaqodimin (mahir) pada tingkatan ini siswa sudah mulai mahir terhadap materi-materi berbahasa Arab dan materi yang sesuai bagi siswa yang sudah pada tingkatan ini adalah mengarang bebas (insya hur) ini biasanya digunakan  pada level tingkat tinggi karena disitu kentrampilan, kreatifitas dari seorang penulis sangat diandalkan.
Adapun terdapat pendapat lain dalam tingkatan-tingkatan dalam pembelajaran bahasa Arab, yaitu tingkat pemula diterjemahkan dengan al-Marhalat al-Ûla, dalam bahasa Inggris disebut dengan Elementary Level. Sementara tingkat menengah dalam bahasa Arab diterjemahkan dengan al-Marhalat al-Mutawassithah, dalam bahasa Inggris disebut dengan Intermediate Level.
Menurut Dr. Ali Al-Hadîdi, istilah tingkat pemula atau menengah dalam dunia pembelajaran bahasa, termasuk bahasa Arab, dapat diukur dari dua aspek: pertama, aspek jumlah penguasaan mufradât siswa.[9] Untuk tingkat pemula, mufradât yang harus dikuasainya adalah 0 s/d. 1.000 kata, demikian juga untuk tingkat menengah, (1.000 s/d. 2.000 kata). Kedua, dari segi jumlah jam pelajaran. Untuk tingkat pemula, jumlah jam pelajaran yang harus dilalui mencapai 0 s/d. 250 jam; 200 jam dihabiskan secara formal di sekolah dan 50 jam untuk tugas dll. Jumlah dan alokasi jam di atas, juga berlaku untuk “tingkat menengah” yaitu 250 jam pelajaran: yang terdiri dari: 200 jam di kelas (dalam bimbingan guru), dan selebihnya di luar kelas, seperti tugas harian (minimal dua jam dalam sehari) baik secara mandiri maupun berkelompok.
Memperhatikan batasan di atas, dapat diketahui bahwa dikatakan tingkat pemula jika telah menguasai mufradat sejumlah 1.000 kata. Sementara untuk beranjak pada tingkat menengah harus menguasai 2.000 mufaradat. Di sisi lain, jumlah jam pelajaran yang harus dilewati mencapai 250 jam.
Berdasarkan batasan di atas, istilah pemula atau menengah tidak harus dipahami secara formal, seperti menyamakan pemula dengan SD atau MI, serta SLTP atau MTs dan SLTA atau Madrasah Aliyah dengan menengah, karena masing-masing level tersebut diukur dengan penguasaan sejumlah kosa kata dan sejumlah jam pelajaran yang telah dilalui. Maka boleh saja seseorang yang telah berumur 30 tahun namun baru mulai belajar bahasa disebut sebagai pemula, atau sebaliknya siswa yang baru berumur 10 tahun, tapi telah menguasai kosa kata dan jam pelajaran setingkat menengah disebut sebagai level menengah.


BAB III
PENUTUP
  1. Kesimpulan
1.      Pembelajaran bahasa Arab dapat didefinisikan suatu upaya membelajarkan siswa untuk belajar bahasa Arab dengan guru sebagai fasilitator dengan mengorganisasikan berbagai unsur untuk memperoleh tujuan yang ingin dicapai.
2.      Tujuan pembelajaran bahasa adalah untuk menguasasi ilmu bahasa dan kemahiran berbahasa Arab, seperti muthala’ah, muhadatsah, insya’, nahwu dan sharaf, sehingga memperoleh kemahiran berbahasa yang meliputi empat aspek kemahiran. Sedangkan pentingnya pembelajaran bahasa Arab adalah bahasa Arab merupakan bahasa Al-Qur’an, hal inilah yang menjadikan bahasa Arab menjadi bahasa yang sangat berkaitan dengan Islam, sebab ia adalah bahasa Agama untuk semua umat Islam didunia, baik bagi mereka yang mempergunakan bahasa Arab dalam kehidupan sehari-hari mereka maupun tidak.
3.      Beberapa tingkatan dalam pembelajaran bahasa Arab adalah pertama, Mubtadi’ (pemula), kedua, Mutawassith (Menengah), Ketiga, Mutaqaddim (mahir).


















Daftar Pustaka

Buku:
Hermawan, Acep. 2011. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Abd Wahab Rosyidi & Mamlu’atul Ni’mah. 2011. Memahami Konsep Dasar Pembelajaran Bahasa Arab. Malang: UIN-Maliki Press.

Arsyad, Azhar. 2003. Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya. Surabaya: Pustaka Pelajar.
A Gani, Bustami. 1987. Al Arabiyah Bin-Namadzij. Jakarta: PT Bulan Bintang.

Zainudin, Radliah. 2005. Pembelajaran Bahasa Arab. Jakarta: Pustaka Rihlah Group.

Internet:
Shvoong. 2012. Pengertian Pembelajaran Bahasa Arab, (online), http ://id. Shvoong.com, diakses pada tanggal 10 Maret 2013.

Najieb Taufiq. 2013. Tujuan Pembelajaran Bahasa Arab, (online), file:///G:/Referensi/tujuan-pembelajaran-bahasa-arab.html, diakses pada tanggal 10 Maret 2013.


[1] Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), h. 32.
[2] Abd Wahab Rosyidi & Mamlu’atul Ni’mah, Memahami Konsep Dasar Pembelajaran Bahasa Arab, (Malang: UIN-Maliki Press, 2011), h. 33-34.
[3] Shvoong, “Pengertian Pembelajaran Bahasa Arab,” Artikel diakses pada tanggal 10 Maret 2013 dari http ://id. Shvoong.com.
[4] Azhar Arsyad, Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya, (Surabaya: Pustaka Pelajar, 2003), h. 25.
[5] Bustami A Gani, Al Arabiyah Bin-Namadzij, (Jakarta: PT Bulan Bintang, 1987), h. 16-17.
[6] Najieb Taufiq, “Tujuan Pembelajaran Bahasa Arab,” Artikel diakses pada tanggal 10 Maret 2013 dari file:///G:/Referensi/tujuan-pembelajaran-bahasa-arab.html.
[7] Radliah Zainudin , Pembelajaran Bahasa Arab, (Jakarta: Pustaka Rihlah Group, 2005), h. 22.
[8] Ibid., h. 54.
[9] Bustami A Gani, Al Arabiyah Bin-Namadzij, (Jakarta: PT Bulan Bintang, 1987), h. 12.

10 komentar:

  1. izin copas ya buat panduan pengajaran jazakiLLah khayran

    BalasHapus
  2. Assalamu'alaikum kang kholiq
    Terima kasih atas tulisan njenengan. sangat bermanfaat utk referensi pembelajaran.
    Maaf kang kholiq. Saya ingin bertanya lebih lanjut mengenai pembelajaran bahasa dan blog ini ke njenengan, tetapi cukup via email saja.
    Maaf bolehkan saya minta email njenengan ?

    BalasHapus
  3. Jazaakumullahu ahsanaljazaa'
    Mohon izin copas yaa untuk panduan mengajar🙏

    BalasHapus
  4. Kami CV Bahagia sukses makmur bergerak dibidang kontraktor partisi r8. Menjual dan menyewakan berbagai kebutuhan partisi r8 seperti stand r8, stand pameran, panel photo, backdrop, fitting room, ticket box, meja r8, gate, flooring, material partisi r8 seperti beam, post, partisi laminasi/triplek laminasi, klik, kunci L, dll.

    Salah satunya kami menjual dan menyewakan fitting room atau bilik vaksinasi yang biasanya digunakan untuk ruang MCU, ruang vaksinasi, dll Tersedia ukuran 2x2, 2x3, 3x3, 3x4, 3x5, dsb. dengan tinggi 2,5m. Tersedia menggunakan pintu slide dan pintu gorden.

    Untuk informasi lebih lanjut silahkan hubungi :
    Telp/WA : 0811 1252 0806
    Office : Ruko Cendana Raya No.15A Bencongan Indah Karawaci Tangerang

    https://partisijakarta2002.blogspot.com/

    BalasHapus
  5. Na’at adalah isim yang mengikuti isim sebelumnya atau sering disebut isim yang mengikuti man’utnya. Isim ini akan selalu mengikuti isim sebelumnya (man’utnya) baik dalam keadaan rafa’, nashab, dan jar-nya, begitu juga ma’rifah dan nakirah-nya. Berikut definisi na’at dalam buku nahwu wadih Arti Jazakallah khair Ufa Bunga SMartphone

    BalasHapus
  6. CV Bahagia Sukses Makmur adalah Perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa dan sewa Tenda Roder / Hanggar serta tenda lainnya. Kami memproduksi tenda dengan ukuran standard ataupun custom untuk kebutuhan gudang, marketing, event, wedding (pernikahan), party, DLL

    Tenda Roder Putih dan Tenda Transparan

    Tenda Roder Putih
    Salah satu yang cukup sering digunakan adalah tenda roder dengan penutup PVC putih, Jenis tenda ini menjadi pilihan bagi anda yang ingin mengadakan acara yang bersifat komersil atau lebih privasi.
    Selain untuk event sendiri tenda ini juga sering digunakan sebagai tenda rumah sakit, tenda covid, tenda gudang tenda posko kemanan ataupun darurat.

    Tenda Transparan
    Tenda transparan ini dapat memberikan penerangan yang lebih maksimal dari pada tenda roder putih karena cahaya dapat masuk lebih banyak banyak ke dalam tenda ini. Tenda jenis ini memiliki kesan yang lebih arkistik dan elegan, sangat cocok untuk anda yang memimginkan tampilan cantik pada saat acara dilangsungkan.
    Pada umumnya tenda ini sering digunakan untuk acara event, wedding (pernikahan), party, bazar, pameran, DLL.

    Spesifikasi Tenda Roder
    1. Menggunakan PVC 850 blackout untuk atap nya, Dan bahan dindingnya ada 550, 410, 880 dan 850.
    Bisa disesaikan dengan kebutuhan ataupun keinginan anda.
    Blackouk sendiri tahan terhadap sinar UV matahari, Sehingga saat berada didalam tenda anda akan merasa nyaman.
    2. Memiliki Ukuran yang besar Dan beragam
    Kami memiliki beberapa ukuran bentangan yaitu 10 m, 15m dan 20 m dengan panjang bentangan kebelakang dapat disesuaikan dengan kebutuhan anda.
    3. Menggunakan rangka allumunium yang tahan terhadap karat. Atau bisa juga menggunakan besi.
    4. Cocok digunakan untuk segala jenis acara.

    Spesifikasi rangka tenda Roder
    1. Bentangan 10
    memiliki tebal 65 x 100 x 4 mm
    2. bentangan 15
    memiliki tebal 85 x 120 x 4 mm
    3. Bentangan 20
    memiliki tebal 100 x 200 x 4 mm
    *tingginya 3 m untuk bentangan 10 dan 15. Serta 4 m untuk bentangan 20. (bisa custom).

    Perusahaan kami telah berpengalaman dalam Membuat berbagai macam tenda.
    Silahkan hubungi 0811 1252 0824 RAHMA
    Office: Ruko Cendana Raya No. 15A, Bencongan Indah, Karawaci, Tangerang.
    SENIN - SABTU / 08.00 - 17.00

    Anda juga dapat menghubungi kami di :
    https://tendagudangjakarta.blogspot.com/
    https://tendagudangbogor.blogspot.com/
    https://tendaroderbsm.blogspot.com/
    Twitter : @TangerangRoder
    Instagram : @tendapameranjakarta
    Instagram : @tendagudangjakarta
    SHOPEE : @https:tendarodertangerang
    TOKOPEDIA : @partisipameran23
    PINTEREST : @TENDARODERBANDUNG

    BalasHapus

 

Blogger news

Blogroll

About