BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pengajaran bahasa Arab sangat menarik sekali untuk dikaji
ulang. Bukan saja karena fungsi dan esensinya bagi kehidupan komunikasi
Islam, tapi karena sifatnya yang berada di tengah-tengah tradisi kependidikan
yang sedang berlangsung dewasa ini memerlukan berbagai inovasi, sebagai
konsekuensi logis berkembangnya sains dan teknologi. Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat bagi kehidupan manusia, maka diperlukan
adanya upaya pada teknisi pengajaran bahasa.
Selain tersebut di atas, yang lebih menarik lagi, pada
sorotan yang bernada kritik dari para ahli dan masyarakat terhadap kemampuan
pelajar atau siswa, khususnya siswa IAIN atau STAIN terhadap bahasa Arab. Dari
fenomena yang ada, banyak diantara lembaga pendidikan Islam yang ada di
Indonesia, lebih banyak meninggalkan kesan akan pentingnya pengajaran
penguasaan tata bahasa saja, seperti yang tampak pada menghafalkan kaidah-kaidah
bahasa.
Akibatnya kita tidak akan heran kalau sementara ini ada
seorang yang pandai menguasai segi tata bahasa Arab, tetapi lemah dalam hal
menfungsikan bahasa Arab itu sendiri, sebagai bahasa komunikasi. Oleh karena
itu, pada makalah ini kami berusaha mengangkat tema tentang “Perspektif
Umum tentang Pembelajaran Bahasa Arab”.
B.
Tujuan Penulisan
1.
Untuk mengetahui pengertian pembelajaran Bahasa Arab
2.
Untuk mengetahui tujuan dan pentingnya pembelajaran Bahasa Arab
3.
Untuk mengetahui tingkatan dalam pembelajaran Bahasa Arab
BAB
II
PEMBAHASAN
- Pengertian Pembelajaran Bahasa Arab
Pembelajaran substansinya adalah kegiatan mengajar yang
dilakukan secara maksimal oleh seorang guru agar anak didik yang ia ajari
materi tertentu melakukan kegiatan belajar dengan baik. Dengan kata lain
pembelajaran adalah upaya yang dilakukan oleh guru dalam menciptakan kegiatan
belajar materi tertentu yang kondusif untuk mencapai tujuan. Dengan demikian,
pembelajaran bahasa asing adalah kegiatan mengajar yang dilakukan secara
maksimal oleh seorang guru agar anak didik yang ia ajari bahasa asing tertentu
melakukan kegiatan belajar dengan baik, sehingga kondusif untuk mencapai tujuan
belajar bahasa asing.[1]
Dalam pembelajaran bahasa ada tiga istilah yang perlu
dipahami pengertian dan konsepnya secara tepat, yakni pendekatan, metode dan
teknik. Edward M Anthony dalam artikelnya “Approach, Method and Technique”
ketiga istilah tersebut sebagai berikut:[2]
1.
Pendekatan, yang dalam bahasa Arab disebut madkhal adalah
seperangkat asumsi berkenaan dengan hakikat bahasa dan hakikat belajar mengajar
bahasa. Pendekatan bersifat aksiomatis atau filosofis yang berorientasi pada
pendirian, filsafat, dan keyakinan yaitu sesuatu yang diyakini tetapi tidak
mesti dapat dibuktikan.
2.
|
3.
Sedangkan Teknik, yang dalam bahasa Arab disebut uslub atau yang
populer dalam bahasa kita dengan strategi, yaitu kegiatan spesifik yang
diimplementasikan di dalam kelas, selaras dengan pendekatan dan metode yang
telah dipilih. Teknik bersifat operasional, karena itu sangatlah tergantung
pada imajinasi dan kreativitas seorang pengajar dalam meramu materi dan
mengatasi dan memecahkan berbagai persoalan di kelas.
Dari paparan di atas dapat dipahami, bahwa ketiga istilah
tersebut memiliki hubungan yang hirarkis. Dari satu pendekatan bisa menghadirkan
satu atau beberapa metode, dan dari satu metode bisa mengimplementasikan satu
atau beberapa strategi. Sebaliknya strategi harus konsisten dengan metode dan
karena itu tidak boleh bertentangan dengan pendekatan.
Adapun menurut Oemar Hamalik pengertian pembelajaran
adalah suatu komunikasi yang tersusun
meliputi unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang
saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran, dalam hal ini manusia
terlibat dalam sistem pengajaran terdiri dari siswa, guru dan tenaga lainnya.[3]
Dalam pembelajaran terjadi interaksi antara guru dan siswa, di satu sisi guru
melakukan sebuah aktivitas yang membawa anak ke arah tujuan, lebih dari itu
anak atau siswa dapat melakukan serangkaian kegiatan yang telah direncanakan
oleh guru yaitu kegiatan balajar yang terarah pada tujuan yang ingin dicapai.
Sementara itu, bahasa Arab merupakan salah satu bahasa
dunia yang telah mengalami perkembangan sosial masyarakat dan ilmu pengetahuan.
Bahasa Arab dalam kajian sejarah termasuk rumpun bahasa Semit yaitu rumpun
rumpun bahasa yang dipakai bangsa-bangsa yang tinggal di sekitar sungai Tigris
dan Furat, dataran Syria dan Jazirah Arabia (Timur Tengah).[4]
Dengan demikian pembelajaran bahasa Arab dapat didefinisikan suatu upaya
membelajarkan siswa untuk belajar bahasa Arab dengan guru sebagai fasilitator
dengan mengorganisasikan berbagai unsur untuk memperoleh tujuan yang ingin
dicapai.
- Tujuan dan Pentingnya Pembelajaran Bahasa Arab
Pembelajaran bahasa diperlukan agar seseorang dapat
berkomunikasi dengan baik dan benar dengan sesamanya dan lingkungannya, baik
secara lisan maupun tulisan. Tujuan pembelajaran bahasa adalah untuk menguasasi
ilmu bahasa dan kemahiran berbahasa Arab, seperti muthala’ah, muhadatsah,
insya’, nahwu dan sharaf, sehingga memperoleh kemahiran
berbahasa yang meliputi empat aspek kemahiran, yaitu:[5]
1.
Kemahiran menyimak
Kemahiran
menyimak sebagai kemahiran berbahasa yang sifatnya reseptif, menerima informasi
dari orang lain (pembicara).
2.
Kemahiran membaca
Kemahiran
membaca merupakan kemahiran berbahasa yang sifatnya reseptif, menerima
informasi dari orang lain (penulis) di dalam bentuk tulisan. Membaca merupakan
perubahan wujud tulisan menjadi wujud makna.
3.
Kemahiran menulis
Kemahiran
menulis merupakan kemahiran bahasa yang sifatnya yang menghasilkan atau
memberikan informasi kepada orang lain (pembaca) di dalam bentuk tulisan.
Menulis merupakan perubahan wujud pikiran atau perasaan menjadi wujud tulisan.
4.
Kemahiran berbicara
Sedangkan
kemahiran berbicara merupakan kemahiran yang sifatnya produktif, menghasilkan
atau menyampaikan informasi kepada orang lain (penyimak) di dalam bentuk bunyi
bahasa (tuturan merupakan proses perubahan wujud bunyi bahasa menjadi wujud
tuturan
Departemen Agama menjelaskan bahwa tujuan umum
pembelajaran bahasa Arab adalah:[6]
1.
Untuk dapat memahami al-Quran dan
hadist sebagai sumber hukum ajaran Islam.
2.
Untuk dapat memahami buku-buku agama
dan kebudayaan Islam yang ditulis dalam bahasa Arab.
3.
Untuk dapat berbicara dan mengarang dalam
bahasa Arab
4.
Untuk dapat digunakan sebagai alat
pembantu keahlian lain (supplementary).
5.
Untuk membina ahli bahasa Arab, yakni
benar-benar profesional.
Di samping itu tujuan pengajaran bahasa Arab adalah untuk
memperkenalkan berbagai bentuk ilmu bahasa kepada peserta didik yang dapat
membantu memperoleh kemahiran berbahasa, dengan menggunakan berbagai bentuk dan
ragam bahasa untuk berkomunikasi, baik dalam bentuk lisan maupun tulisan,
untuk tercapainya tujuan tersebut para pengajar atau ahli bahasa, pembuat
kurikulum atau program pembelajaran harus memikirkan materi atau bahan yang
sesuai dengan tingkat kemampuan peserta didik serta mencari metode atau teknik
pengajaran ilmu bahasa dan kemahiran berbahasa arab, dan melatih peserta didik
dalam kehidupan sehari-hari, baik kemahiran membaca, menulis dan berbicara.
Kemahiran dasar yang harus dimiliki dalam memahami bahasa Arab
dalam menguasai ilmu bahasa dan kemahiran berbahasa Arab beserta
kaidahnya-kaidahnya, menghafal atau menguasai kosa-kata (mufradat) beserta
artinya. Kaidah-kaidah bahasa Arab dipelajari dalam mata kuliah nahwu dan
sharaf . Sedangkan mufradat dapat dikuasai melalui mata kuliah muthala’ah
dan muhadatsah, karena kedua mata kuliah tersebut sangat bergantung pada
penguasaan kosa-kata.
Dalam menguasai
kaidah-kaidah bahasa Arab memerlukan kepada penguasaan nahwu dan sharaf. Nahwu
digunakan untuk mempelajari struktur kalimat dan perubahan baris akhir.
Sedangkan sharaf digunakan untuk mempelajari dasar kata beserta perubahannya.
Selanjutnya untuk memperoleh kemahiran menyimak dan membaca perlu mempelajari
ilmu muthala’ah. Untuk memperoleh kemahiran menulis atau mengarang perlu
mempelajari ilmu insya’ dan untuk memperoleh kemahiran berbicara perlu
mempelajari ilmu muhadatsah.
Sedangkan
pentingnya pembelajaran bahasa Arab yaitu bahasa Arab merupakan salah satu bahasa besar yang banyak
digunakan di berbagai pelosok dunia.[7] Sejak abad pertengahan bahasa arab menjadi bahasa
universal yang akhirnya menjadikannya salah satu dari beberapa bahasa terbesar
didunia seperti bahasa Yunani, bahasa Latin, bahasa Inggris, bahasa Perancis,
bahasa Spanyol, dan bahasa Rusia. Dan saat ini bahasa Arab merupakan salah satu
bahasa yang dipergunakan untuk menulis dokumen-dokumen Perserikatan Bangsa
Bangsa (PBB).
Disisi lain, bahasa
Arab adalah juga bahasa Al-Qur’an, hal inilah yang menjadikan bahasa Arab
menjadi bahasa yang sangat berkaitan dengan Islam, sebab ia adalah bahasa Agama
untuk semua umat Islam didunia, baik bagi mereka yang mempergunakan bahasa Arab
dalam kehidupan sehari-hari mereka maupun tidak. Hal ini disebabkan karena
orang-orang Islam membaca Al-Qur’an dalam bahasa aslinya, yaitu bahasa Arab.
Tidak ada terjemahan Al-Qur’an yang dibuat dalam semua bahasa yang memungkinkan
mereka untuk menggantikan bahasa aslinya. Begitu pula sholat lima waktu dan
doa-doa, serta azan semuanya mempergunakan bahasa Arab fusha.
Dari fakta dan
realita di atas, kita dapat mengetahui dan memahami akan pentingnya bahasa
Arab, khususnya bagi umat Islam baik yang berdomisili di Arab maupun dinegara
lainnya. Akan tetapi yang menjadi permasalahan adalah dalam pembelajarannya
bagi orang-orang asing (non-Arab), seperti halnya pembelajaran bahasa Arab di
negara kita Indonesia yang mana mayoritas penduduknya adalah umat Islam. Telah kita ketahui juga, bahwa bahasa Arab adalah salah
satu bahasa Asing yang diajarkan di sebagian sekolah-sekolah di Indonesia, baik
itu sekolahan dikota maupun di desa-desa. Dan kebanyakan, bahasa Arab diajarkan
di madrasah-madrasah dan pondok-pondok pesantren yang tersebar diseluruh
wilayah Indonesia, mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi.
Pada dasarnya, pembelajaran bahasa asing tidaklah mudah, akan tetapi seringkali
terdapat kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh guru dan murid. Sebagian dari
kesulitan-kesulitan itu adalah seperti yang dikatakan oleh Muhammad Athiyah
Al-Abrasyi, bahwa dalam pembelajaran bahasa asing, sebagian besar murid masih
menghafalkan kalimat-kalimat (vocabularies) akan tetapi tidak mampu memahami
maknanya.[8] Seharusnya guru tidak boleh memaksa dan membebani murid
dengan hafalan kalimat yang tidak diketahui maknanya, karena hal tersebut
bukanlah cara yang baik untuk mempelajari bahasa asing. Berdasarkan hal
tersebut, tentunya kita membutuhkan strategi yang jitu dalam mengatasi
kesulitan-kesulitan dalam pembelajaran bahasa asing, khususnya bahasa Arab. Hal
ini dimaksudkan agar pembelajaran bisa mencapai target dan tujuan yang telah
ditetapkan.
- Tingkatan-tingkatan dalam Pembelajaran Bahasa Arab
Perlu diperhatikan dalam pembelajaran bahasa Arab dengan
tujuan untuk menhilangkan kesan bahwa bahasa arab itu sulit dan memusingkan
maka guru harus mengerti tingkatan murid yang sedang diajar, agar bisa
memberikan materi sesuai dengan tingkat siswa pada saat itu.
Pemberian materi yang sesuai akan mempercepat pemahaman
siswa, jangan sampai pada saat siswa masih pada tahap pemula (mubtadi’in) dalam
mempelajari bahasa Arab, guru memberikan materi yang terlalu sulit seperti
mengarang, bercerita dalam bahasa Arab tentu itu akan membuat siswa yang baru
belajar bahasa Arab akan merasa sangat kesulitan, sehingga timbullah kefahaman
pada diri siswa bahwa bahasa Arab itu sulit, begitu juga sebaliknya pemberian
materi yang terlalu ringan kepada siswa yang sudah pada tingkat mahir
(mutaqodimin) akan membuat siswa merasa cepat bosan karena meteri itu sudah dia
kuasai, pengenalan awal terhadap tingkatan siswa akan sangat membantu
seorang guru dalam memberikan sebuah materi yang cocok, hal ini sesuai dengan
yang dikatakan Yusuf bahwa pembelajaran bahasa Arab perlu dipersiapkan materi
dengan baik yang disesuaikan dengan taraf perkembangan anak didik
Untuk menghindari kesan bahwa belajar bahasa Arab itu
sulit maka yang harus kita laksanakan adalah:
1.
Mengajarkan bahasa Arab percakapan
dengan kata-kata yang sederhana dan mudah dimengerti oleh peserta didik
2.
Menggunakan alat peraga atau alat
bantu, hal ini penting agar pembelajaran menarik, bergairah, dan mudah difahami
3.
Mengaktifkan seluruh panca indra anak
didik, lidah dilatih dengan percakapan, mata dilatih dengan membaca, dan tangan
dilatih dengan menulis dan mengarang
Dalam
Pembelajaran bahasa Arab telah kita ketahui bahwa tingkatan pembelajaran bahasa Arab terdiri atas:
1.
Mubtadi’in (pemula) ini adalah
tingkatan yang paling awal dalam pembelajaran bahasa arab, dan biasanya materi
yang paling cocok untuk tingkatan ini adalah: menghafalkan mufrodat, percakapan
yang sederhana, dan mengarang terarah (insya’ muwajahah) ini biasanya digunakan
pada level bawah karena ia mencakup kegiatan mengarang yang dimulai dari
merangkai huruf, kemudian kata dan kalimat
2.
Mutawasitin (menengah) ketika siswa
pada tingkatan ini berarti dia sudah mendapatkan beberapa materi tentang bahasa
Arab, dan tugas seorang guru pada saat itu adalah memberi penguatan terhadap
materi-materi yang sudah didapatkan oleh siswa, sehingga bisa mahir dalam
materi tersebut
3.
Mutaqodimin (mahir) pada tingkatan ini
siswa sudah mulai mahir terhadap materi-materi berbahasa Arab dan materi yang
sesuai bagi siswa yang sudah pada tingkatan ini adalah mengarang bebas (insya
hur) ini biasanya digunakan pada level tingkat tinggi karena disitu
kentrampilan, kreatifitas dari seorang penulis sangat diandalkan.
Adapun terdapat
pendapat lain dalam tingkatan-tingkatan dalam pembelajaran bahasa Arab, yaitu tingkat pemula diterjemahkan dengan al-Marhalat
al-Ûla, dalam bahasa Inggris disebut dengan Elementary Level.
Sementara tingkat menengah dalam bahasa Arab diterjemahkan dengan al-Marhalat
al-Mutawassithah, dalam bahasa Inggris disebut dengan Intermediate Level.
Menurut Dr. Ali Al-Hadîdi, istilah tingkat pemula atau
menengah dalam dunia pembelajaran bahasa, termasuk bahasa Arab, dapat diukur
dari dua aspek: pertama, aspek jumlah penguasaan mufradât siswa.[9]
Untuk tingkat pemula, mufradât yang harus dikuasainya adalah 0 s/d. 1.000 kata,
demikian juga untuk tingkat menengah, (1.000 s/d. 2.000 kata). Kedua, dari segi
jumlah jam pelajaran. Untuk tingkat pemula, jumlah jam pelajaran yang harus
dilalui mencapai 0 s/d. 250 jam; 200 jam dihabiskan secara formal di sekolah
dan 50 jam untuk tugas dll. Jumlah dan alokasi jam di atas, juga berlaku untuk
“tingkat menengah” yaitu 250 jam pelajaran: yang terdiri dari: 200 jam di kelas
(dalam bimbingan guru), dan selebihnya di luar kelas, seperti tugas harian
(minimal dua jam dalam sehari) baik secara mandiri maupun berkelompok.
Memperhatikan batasan di atas, dapat diketahui bahwa
dikatakan tingkat pemula jika telah menguasai mufradat sejumlah 1.000 kata.
Sementara untuk beranjak pada tingkat menengah harus menguasai 2.000 mufaradat.
Di sisi lain, jumlah jam pelajaran yang harus dilewati mencapai 250 jam.
Berdasarkan batasan di atas, istilah pemula atau menengah
tidak harus dipahami secara formal, seperti menyamakan pemula dengan SD atau
MI, serta SLTP atau MTs dan SLTA atau Madrasah Aliyah dengan menengah, karena
masing-masing level tersebut diukur dengan penguasaan sejumlah kosa kata dan
sejumlah jam pelajaran yang telah dilalui. Maka boleh saja seseorang yang telah
berumur 30 tahun namun baru mulai belajar bahasa disebut sebagai pemula, atau
sebaliknya siswa yang baru berumur 10 tahun, tapi telah menguasai kosa kata dan
jam pelajaran setingkat menengah disebut sebagai level menengah.
BAB
III
PENUTUP
- Kesimpulan
1.
Pembelajaran bahasa Arab dapat didefinisikan suatu upaya membelajarkan
siswa untuk belajar bahasa Arab dengan guru sebagai fasilitator dengan
mengorganisasikan berbagai unsur untuk memperoleh tujuan yang ingin dicapai.
2.
Tujuan pembelajaran bahasa adalah untuk
menguasasi ilmu bahasa dan kemahiran berbahasa Arab, seperti muthala’ah,
muhadatsah, insya’, nahwu dan sharaf, sehingga memperoleh
kemahiran berbahasa yang meliputi empat aspek kemahiran. Sedangkan pentingnya
pembelajaran bahasa Arab adalah bahasa Arab merupakan bahasa Al-Qur’an, hal inilah yang
menjadikan bahasa Arab menjadi bahasa yang sangat berkaitan dengan Islam, sebab
ia adalah bahasa Agama untuk semua umat Islam didunia, baik bagi mereka yang
mempergunakan bahasa Arab dalam kehidupan sehari-hari mereka maupun tidak.
3.
Beberapa tingkatan dalam pembelajaran bahasa Arab adalah pertama, Mubtadi’
(pemula), kedua, Mutawassith (Menengah), Ketiga, Mutaqaddim
(mahir).
Daftar
Pustaka
Buku:
Hermawan, Acep. 2011. Metodologi
Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Abd Wahab Rosyidi &
Mamlu’atul Ni’mah. 2011. Memahami Konsep Dasar Pembelajaran Bahasa Arab. Malang:
UIN-Maliki Press.
Arsyad, Azhar. 2003. Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya. Surabaya:
Pustaka Pelajar.
A Gani, Bustami. 1987. Al
Arabiyah Bin-Namadzij. Jakarta: PT Bulan Bintang.
Zainudin, Radliah. 2005. Pembelajaran
Bahasa Arab. Jakarta: Pustaka Rihlah Group.
Internet:
Shvoong. 2012. Pengertian
Pembelajaran Bahasa Arab, (online), http ://id. Shvoong.com, diakses pada
tanggal 10 Maret 2013.
Najieb Taufiq. 2013. Tujuan
Pembelajaran Bahasa Arab, (online), file:///G:/Referensi/tujuan-pembelajaran-bahasa-arab.html,
diakses pada tanggal 10 Maret 2013.
[1] Acep
Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2011), h. 32.
[2] Abd Wahab
Rosyidi & Mamlu’atul Ni’mah, Memahami Konsep Dasar Pembelajaran Bahasa
Arab, (Malang: UIN-Maliki Press, 2011), h. 33-34.
[3] Shvoong, “Pengertian Pembelajaran Bahasa Arab,” Artikel diakses
pada tanggal 10 Maret 2013 dari http ://id. Shvoong.com.
[6] Najieb
Taufiq, “Tujuan Pembelajaran Bahasa Arab,”
Artikel diakses pada tanggal 10 Maret 2013 dari file:///G:/Referensi/tujuan-pembelajaran-bahasa-arab.html.
makasih . . .
BalasHapusizin copas ya buat panduan pengajaran jazakiLLah khayran
BalasHapusAssalamu'alaikum kang kholiq
BalasHapusTerima kasih atas tulisan njenengan. sangat bermanfaat utk referensi pembelajaran.
Maaf kang kholiq. Saya ingin bertanya lebih lanjut mengenai pembelajaran bahasa dan blog ini ke njenengan, tetapi cukup via email saja.
Maaf bolehkan saya minta email njenengan ?
izin copas ya.. terima kasih
BalasHapusizin copass yaa
BalasHapusbuat nugass
izin copas. terimakash
BalasHapusJazaakumullahu ahsanaljazaa'
BalasHapusMohon izin copas yaa untuk panduan mengajar🙏
Kami CV Bahagia sukses makmur bergerak dibidang kontraktor partisi r8. Menjual dan menyewakan berbagai kebutuhan partisi r8 seperti stand r8, stand pameran, panel photo, backdrop, fitting room, ticket box, meja r8, gate, flooring, material partisi r8 seperti beam, post, partisi laminasi/triplek laminasi, klik, kunci L, dll.
BalasHapusSalah satunya kami menjual dan menyewakan fitting room atau bilik vaksinasi yang biasanya digunakan untuk ruang MCU, ruang vaksinasi, dll Tersedia ukuran 2x2, 2x3, 3x3, 3x4, 3x5, dsb. dengan tinggi 2,5m. Tersedia menggunakan pintu slide dan pintu gorden.
Untuk informasi lebih lanjut silahkan hubungi :
Telp/WA : 0811 1252 0806
Office : Ruko Cendana Raya No.15A Bencongan Indah Karawaci Tangerang
https://partisijakarta2002.blogspot.com/
Na’at adalah isim yang mengikuti isim sebelumnya atau sering disebut isim yang mengikuti man’utnya. Isim ini akan selalu mengikuti isim sebelumnya (man’utnya) baik dalam keadaan rafa’, nashab, dan jar-nya, begitu juga ma’rifah dan nakirah-nya. Berikut definisi na’at dalam buku nahwu wadih Arti Jazakallah khair Ufa Bunga SMartphone
BalasHapusCV Bahagia Sukses Makmur adalah Perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa dan sewa Tenda Roder / Hanggar serta tenda lainnya. Kami memproduksi tenda dengan ukuran standard ataupun custom untuk kebutuhan gudang, marketing, event, wedding (pernikahan), party, DLL
BalasHapusTenda Roder Putih dan Tenda Transparan
Tenda Roder Putih
Salah satu yang cukup sering digunakan adalah tenda roder dengan penutup PVC putih, Jenis tenda ini menjadi pilihan bagi anda yang ingin mengadakan acara yang bersifat komersil atau lebih privasi.
Selain untuk event sendiri tenda ini juga sering digunakan sebagai tenda rumah sakit, tenda covid, tenda gudang tenda posko kemanan ataupun darurat.
Tenda Transparan
Tenda transparan ini dapat memberikan penerangan yang lebih maksimal dari pada tenda roder putih karena cahaya dapat masuk lebih banyak banyak ke dalam tenda ini. Tenda jenis ini memiliki kesan yang lebih arkistik dan elegan, sangat cocok untuk anda yang memimginkan tampilan cantik pada saat acara dilangsungkan.
Pada umumnya tenda ini sering digunakan untuk acara event, wedding (pernikahan), party, bazar, pameran, DLL.
Spesifikasi Tenda Roder
1. Menggunakan PVC 850 blackout untuk atap nya, Dan bahan dindingnya ada 550, 410, 880 dan 850.
Bisa disesaikan dengan kebutuhan ataupun keinginan anda.
Blackouk sendiri tahan terhadap sinar UV matahari, Sehingga saat berada didalam tenda anda akan merasa nyaman.
2. Memiliki Ukuran yang besar Dan beragam
Kami memiliki beberapa ukuran bentangan yaitu 10 m, 15m dan 20 m dengan panjang bentangan kebelakang dapat disesuaikan dengan kebutuhan anda.
3. Menggunakan rangka allumunium yang tahan terhadap karat. Atau bisa juga menggunakan besi.
4. Cocok digunakan untuk segala jenis acara.
Spesifikasi rangka tenda Roder
1. Bentangan 10
memiliki tebal 65 x 100 x 4 mm
2. bentangan 15
memiliki tebal 85 x 120 x 4 mm
3. Bentangan 20
memiliki tebal 100 x 200 x 4 mm
*tingginya 3 m untuk bentangan 10 dan 15. Serta 4 m untuk bentangan 20. (bisa custom).
Perusahaan kami telah berpengalaman dalam Membuat berbagai macam tenda.
Silahkan hubungi 0811 1252 0824 RAHMA
Office: Ruko Cendana Raya No. 15A, Bencongan Indah, Karawaci, Tangerang.
SENIN - SABTU / 08.00 - 17.00
Anda juga dapat menghubungi kami di :
https://tendagudangjakarta.blogspot.com/
https://tendagudangbogor.blogspot.com/
https://tendaroderbsm.blogspot.com/
Twitter : @TangerangRoder
Instagram : @tendapameranjakarta
Instagram : @tendagudangjakarta
SHOPEE : @https:tendarodertangerang
TOKOPEDIA : @partisipameran23
PINTEREST : @TENDARODERBANDUNG