Menu

Pages

Pages - Menu

Laman

Kamis, 02 Mei 2013

Analisis Kesalahan dan Kontrastif



BAB 1
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Bahasa tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia karena bahasa  merupakan alat komunikasi bagi setiap manusia. Bahasa merupakan lambang bagi setiap bangsa. Dari bahasa kita dapat mengambil kesimpulan apakah kepribadian seseorang itu baik ataukah buruk.
Bahasa bukanlah warisan biologis melainkan bahasa harus diperoleh dan dipelajari oleh setiap manusia. Apabila pembelajar bahasa menerima masukan bahasa dari lingkungannya maka masukan tersebut akan diproses dengan alat yang disebut language acquisition device dan hasil pemrosesan tersebut akan membentuk sebuah kemampuan berbahasa.
Dalam setiap proses belajar bahasa setiap anak pasti akan menemukan kesalahan dan akan timbul kesulitan apabila B1 (bahasa daerah) dan B2 (bahasa indonesia) yang dipelajari terdapat perbedaan. Maka dari itu kami selaku pemakalah akan membahas tentang analisis kesalahan berbahasa dan analisis kontastif yang akan menjembatani kesulitan-kesulitan tersebut.



B.     Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk membahas tentang:
1.      Pengertian analisis kesalahan bahasa dan analisis kontrastif
2.      Prosedur analisis kesalahan dan analisis kontrastif
3.      Taksonomi analisis kesalahan
4.      Manfaat dan tujuan dari analisis kesalahan dan analisis kontrastif.


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian analisis kesalahan
Crystal mengungkapkan bahwa analisis kesalahan adalah sebuah teknik untuk mengidentifikasi sistematis kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh siswa yang sedang belajar bahasa kedua dengan menggunakan bahasa asing dengan menggunakan teori-teori atau prosedur-prosedur berdasarkan linguistik.
Analisis kesalahan berbahasa merupakan satu tindakan dan studi secara formal dan sistematik untuk mengidentifikasikan kesulitan-kesulitan, hambatan,hambatan, dan kendala-kendala dalam proses pembelajaran bahasa bagi mereka yang berbeda latar belakang kebahasaan.[1]
Jadi, analisis kesalahan adalah suatu teknik yang digunakan oleh peneliti atau guru bahasa untuk mengidentifikasi kesalahan, mengevaluasi kesalahan dan mengklarifikasi kesalahan dalam bahasa seperti contoh pemakaian bentuk-bentuk aturan unit kebahasaan yang meliputi kata, paragraf , kalimat yang menyimpang dari sistem ejaan dan tanda baca yang telah di tetapkan.
Dalam literatur tentang pengajaran bahasa para sarjana membedakan dua macam kesalahan berbahasa yaitu error dan mistakes. Berdasarkan konsep itu Pit. S. Corder memberikan perbedaan antara mistakes dan errors, begitu juga dalam kamus kebahasaan analisis kesalahan diartikan sebagai berikut[2]:
1.      Mistakes adalah penyimpangan-penyimpangan berbahasa yang dilakukan pembelajar secara tidak sistematis. Kekeliruan ini hanya terletak pada performance nya saja yang biasanya disebabkan oleh kelelahan, gugup, keterbatasan ingatan,tekanan emosional, dsb.
2.      Errors adalah penyimpangan-penyimpangan berbahasa yang dilakukan seseorang secara sistematis dan konsisten. Penyimpangan sistematis menggambarkan kemampuan berbahasa seseorang pada tahap tertentu dalam mempelajari bahasa kedua.
B.     Prosedur analisis kesalahan berbahasa
Terdapat berbagai pendapat tentang prosedur yang dilakukan dalam mengadakan analisis kesalahan berbahasa. Menurut Corder langkah-langkah tersebut sebagai berikut[3]:
1.      Mengumpukan data kesalahan
kegiatan pada tahap pertama ini meliputi beberapa hal, yaitu:
a.       Menetapkan luas sampel
b.      Menentukal media sampel (lisan atau tulisan)
c.       Menentukan kehogenan sampel yang berkaitan dengan usia pelajar, latar belakang B1, tahap perkembangan.
2.      Mengidentifikasi dan mengklasifikasikan kesalahan
Pada tahap ini kesalahan-kesalahan akan diidentifikasi kemudian di klarifikasikan sesuai tingkat kesalahannya. Apakah kesalahan tersebut termasuk dalam bidang fonologi, kesalahan dalamm bidang morfologi, kesalahan dalam bidang sitaksis ataukah kesalahn dalam bidang semantik.
3.      Menjelaskan kesalahan
Kegiatan pada tahap ini merupakan upaya untuk menjelaskan penyebab kesalahan tersebut dan akan diberikan deskripsi mengapa kesalahan tersebut bisa terjadi dan bagaimana proses terjadinya kesalahan tersebut. . Kemudian diberikan solusi agar kesalahan tersebut bisa dipertanggung jawabkan.
4.      Kuantifikasi kesalahan
Tahap untuk melihat tingkat keseringan suatu kesalahan tersebut muncul. Dan hasilnya bisa digunakan untuk melihat tingkat kesalahan yang dilakukan pembelajar.

5.      Mengoreksi kesalahan
Dengan adanya kesalahn-kesalahan yang ada atau yang sering terjadi maka akan dikoreksi dan diperiksa agar dapat di ambil langkah perbaikan selanjutnya.
C.    Taksonomi kesalahan
dalam taksonomi kesalahan disini membahas tentang analisis kesalahan dalam pengajaran B2 (bahasa indonesia), dan yang menjadi topik utama dalam taksonomi kesalahan adalah disini lebih menekankan pada pendeskripsian taksonomi kesalahan dalam  B2 (bahasa indonesia).
Terdapat empat pengklasifikasian atau taksonomi yang digunakan untuk memprediksi performansi kesalahan berbahasa, yaitu[4]: taksonomi kategori linguistik, taksonomi kategori strategi lahir, taksonomi kategori komparatif dan taksonomi kategori efek komunikasi. Dan berikut adalah penjelasan masing-masing.
1.      Taksonomi kategori linguistik (linguistic category)
Berdasarkan taksonomi kategori lingustik mengklarifikasikan kesalahan atas komponen bahasa, dalam komponen bahasa kesalahan diklasifikasikan menjadi:
a.    Klasifikasi pada tataran fonologi, dalam tataran fonologi ini bahwa kesalahan yang terjadi akibat kesalahan dalam mengucap dan kesalahan ejaan. Kesalahan dalam mengucap apabila kita salah mengucap suatu kata sehingga menyimpang dari ucapan baku atau bahkan menimbulkaan perbedaan makna. Misalnya:
Enam diucapkan anam, anem
Rabu diucapkan Rabo
Alasan diucapkan alesan
Telur diucapkan telor
Hantam diucapkan hantem, antem
Sedangkan kesalahan mengeja adalah kesalahan menuliskan kata atau kesalahan dalam menggunakan tanda baca. Misalnya:
Melihat-lihat ditulis me-lihat2
Partanggungjawaban ditulis pertanggung jawaban
Orang tua ditulis orangtua
Dua puluh ditulis duapuluh
Mengesampingkan ditulis mengenyampingkan
b.    Kesalahan morfologi adalah kesalahan dalam memakai bahasa disebabkan salah memilih afiks, salah menggunakan kata ulang, salah menyusun kata majemuk, dan salah memilih bentuk kata. Misalnya:
Sekali-kali datang juga dia mengunjungi kami yang seharusnya sekali-sekali datang juga dia mengunjungi kami.
Banyak pelajar-pelajar baris-baris di tanah lapang itu yang seharusnya banyak pelajar berbaris di tanah lapang itu.
Saya lebih baik berpulang daripada meninggal sini yang seharusnya Saya lebih baik pulang daripada tinggal di sini.
c.    Kesalahan sintaksis adalah kesalahan yang terjadi pada struktur frasa, klausa, serta ketidak tepatan pemakaian artikel. Misalnya:
Sampai bertemu lagi di  lain kesempatan yang seharusnya sampai bertemu lagi pada kesempatan lain
Mengapa kamu pergi dengan tanpa pamit? yang seharusnya mengapa kamu pergi tanpa pamit ?
d.   Kesalahan leksikon adalah kesalahan pemakaian kata yang kurang tepat. Misalnya: demikianlah agar anda maklum, dan atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih yang seharusya demikianlah agar anda maklum, dan atas perhatian anda saya ucapkan terima kasih.
2.      taksonomi kategori strategi lahir (Surface Category)
taksonomi dalam kategori ini gunanya adalah untuk memprediksi strategi pemerolehan dan pembelajaran B2 yang dilakukan oleh pembelajar bahasa, secara garis besar kesalahan-kesalahan yang terkandung dalam taksonomi ini adalah:
a.    penghilangan (omission)
maksud dari penghilangan disini adalah terdapat butir-butir bahasa yang dihilangkan dalam suatu frase atau kalimat padahal butir-butir tersebut diperlukan agar kalimat tersebut menjadi bahasa yang baik dan benar, misalnya dalam contoh percakapan dibawah ini (yang berada dalam tanda kurung dihilangkan dari percakapan):
Ani: “siapa namamu?”
Dani: “nama saya [si] Dani”
Ani: “Di mana kamu tinggal?”
Dani: “[Di] Surabaya”
Ani: “Mau pergi kemana kamu?”
Dani: “[Ke] Bandung”
b.    penambahan (addition)
penambahan adalah kesalahan yang berupa penambahan unsur-unsur bahasa yang tidak diperlukan dalam suatu kalimat. Misalnya:
para mahasiswa-mahasiswa, kaum ibu-ibu, dll. Atau dalam suatu kalimat “saya sering mengajak si Budi membaca di perpustakaan tetapi dianya [dia] tidak mau.
c.    Kesalahbentukan
Adalah kesalahan membentuk kontruksi dalam suatu kalimat. Kesalahan ini ditandai dengan pemakaian bentuk morfem yang salah, contohnya: “Omongannya tidak jelas” seharusnya “perkataanya tidak jelas”
d.   Salah urutan
Adalah menyusun suatu kalimat secara tidak benar. Kesalahan ini ditandai dengan penempatan yang tidak benar bagi suatu morfem dalam suatu kalimat ataupun ucapan, contoh: “ Mengambil buku saya adik kemarinyang seharusnya “Adik mengambil buku saya kemarin”.
3.      Taksonomi kategori komparatif
Dalam kategori ini didasarkan pada perbndingan-perbandingan antara struktur kesalahan-kesalahan B2. Dalam kategori ini terdapat beberapa macam kesalahan:
a.    Kesalahan interlingual, kesalahan ini terjadi karena pengaruh bahasa pertama terhadap bahasa kedua, contohnya: “Dia duduk paling depan sendiri seharusnya” yang seharusnya “Dia duduk paling depan”.
b.    Kesalahan intralingual
Kesalahan ini terjadi apabila para pembelajar salah menerapkan kaidah dalam bahasa  dan belum sepenuhnya menguasai kaidah-kaidah tersebut, contohnya: “burung itu menelor dua butir” yang seharusnya “burung itu bertelor dua butir”
c.    Kesalahan ambigus, kesalahan yang mencerminkan kesalahan interlingual dan kesalahan intralingual, contohnya “Menulis Saya” seharusnya “Saya Menulis”. Contoh ini diambil dari bahasa karo yang dimana kalimat yang berpola P-S merupakan kalimat umum dan wajar, justru kalimat S-P yang merupakan inverensi.
4.      Taksonomi kesalahan efek komunikatif
Pada kategori ini membahas tentang efek kesalahn terhadap pendengar atau pembaca, tentang perbedaab kesalahan tuturan yang menyebabkan misscomunication dan sebaliknya. Dalam taksonomi ini terdapat dua macam kategori kesalahan, yaitu:
a.    Kesalahan global, adalah kesalahan yang mempengaruhi keseluruhan organisasi kalimat sehingga menggangu komunikasi. Kesalahan-kesalahan global yang paling sistematis mencakup: salah menyusun unsur pokok misalnya: “Bahasa Indonesia banyak orang disenangi” yang seharusnya “Bahasa Indonesia disenangi banyak orang”, Salah menempatkan atau tidak memakai kata sambung, misalnya: “kamu akan senang sampai kamu bekerja keras” seharusnya “kamu akan senang kalau kamu kerja kerja keras”, Hilangnya ciri kalimat pasif, misalnya: “Barisan periksa dari komandan”  seharusnya “Barisan diperiksa oleh komandan”.
b.    Kesalahan lokal, adalah kesalahan yang mempengaruhi sebuah unsur dalam kalimat dan tidak mengganggu komunikasi secara signifikan. Contohnya: “Penyeselaian tugas ini diselesaikannya dengan penuh semangat” yang seharusnya “tugas itu diselesaikannya dengan penuh semangat” atau “jumlah mahasiswa IAIN Sunan Ampel berjumlah sepuluh ribu” yang seharusnya “Jumlah mahasiswa IAIN Sunan Ampel sepuluh ribu”.
D.    Tujuan dan manfaat analisis kesalahan
Secara tradisional tujuan dari diadakannya analisis kesalahan ini supaya para pengajar bisa menganalisis kesalahan-kesalahan yang dialami oleh pembelajar B2. Adapun manfaat dari analisis kesalahan ini diharapkan dengan adanya analisis ini dapat membantu guru dalam hal menentukan urutan bahan pengajaran, memutuskan untuk memberikan penjelasan, dan praktek yang diperlukan mengenai kesalahan-kesalahan yang terjadi, memberikan remidi dan latihan-latihan apabila para siswa atau pembelajar masih saja melakukan kesalahn-kesalahan, memilih butir-butir bahasa kedua untuk keperluan tes profisiensi pembelajar.














BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
1.      Analisis kesalahan adalah suatu teknik yang digunakan oleh peneliti atau guru bahasa untuk mengidentifikasi kesalahan, mengevaluasi kesalahan dan mengklarifikasi kesalahan dalam bahasa seperti contoh pemakaian bentuk-bentuk aturan unit kebahasaan yang meliputi kata, paragraf , kalimat yang menyimpang dari sistem ejaan dan tanda baca yang telah di tetapkan.
2.      Adapun prosedur yang dilaukan dalam mengadakan analisis kesalahan bahasa sebagai berikut:
Ø  Mengumpukan data kesalahan
Ø  Mengidentifikasi dan mengklasifikasikan kesalaha
Ø  Menjelaskan kesalahan
Ø  Kuantifikasi kesalahan
Ø  Mengoreksi kesalahan.
3.      Terdapat empat pengklasifikasian atau taksonomi yang digunakan untuk memprediksi performansi kesalahan berbahasa, yaitu: taksonomi kategori linguistik, taksonomi kategori strategi lahir, taksonomi kategori komparatif dan taksonomi kategori efek komunikasi.










DAFTAR PUSTAKA


Nata, Abuddin. 2008. Akhlak Tasawuf. Jakata: PT. Raja Grafindo Persada.

Parera, Jos Daniel. 1997. Linguistic Edukasional. Jakarta: Erlangga.

S. Corder, Pit. 1982. Eror Analysis and Interlanguage. Oxford University Press.

Sujinah. 2004. Analisis Kesalahan Berbahasa Dalam Pengajaran Bahasa Indonesia. Surabaya:




[1] Jos Daniel Parera, Linguistic Edukasional, (Jakarta: Erlangga, 1997),  h.98
[2] Pit S.Corder, Eror Analysis and Interlanguage, (Oxford University Press, 1982), h.16
[3] Sujinah, Analisis Kesalahan Berbahasa Dalam Pengajaran Bahasa Indonesia, (Surabaya: ,2004), h.13
[4] Ibid, h.16

Tidak ada komentar:

Posting Komentar