A. Pengertian Kode
Istilah kode dipakai untuk menyebut salah satu
varian di dalam hierarki kebahasaan, sehingga selain kode yang mengacu
kepada bahasa (seperti bahasa Inggris, Belanda, Jepang, Indonesia), juga
mengacu kepada variasi bahasa, seperti varian regional (bahasa Jawa
dialek Banyuwas, Jogja-Solo, Surabaya), juga varian kelas sosial disebut
dialek sosial atau sosiolek (bahasa Jawa halus dan kasar), varian ragam
dan gaya dirangkum dalam laras bahasa (gaya sopan, gaya hormat, atau
gaya santai), dan varian kegunaan atau register (bahasa pidato, bahasa
doa, dan bahasa lawak)
Kenyataan seperti di atas menunjukkan bahwa
hierarki kebahasaan dimulai dari bahasa/language pada level paling atas
disusul dengan kode yang terdiri atas varian, ragam, gaya, dan register.
B. Alih Kode
Alih kode (code switching) adalah peristiwa peralihan dari satu kode ke
kode yang lain. Misalnya penutur menggunakan bahasa Indonesia beralih
menggunakan bahasa Jawa. Alih kode merupakan salah satu aspek
ketergantungan bahasa (languagedependency) dalam masyarakat
multilingual. Dalam masyarakat multilingual sangat sulit seorang penutur
mutlak hanya menggunakan satu bahasa. Dalam alih kode masing-masing
bahasa masih cenderung mengdukung fungsi masing-masing dan dan
masing-masing fungsi sesuai dengan konteksnya. Appel memberikan batasan
alih kode sebagai gejala peralihan pemakaian bahasa karena perubahan
situasi.
Menu
▼
Pages
▼
Pages - Menu
▼
Laman
▼
Kamis, 02 Mei 2013
pengantar nahwu
NAHWU adalah kaidah-kaidah
Bahasa Arab untuk mengetahui bentuk kata dan keadaan-keadaannya
ketika masih satu kata (Mufrod) atau ketika sudah tersusun (Murokkab). Termasuk
didalamnya adalah pembahasan SHOROF. Karena Ilmu Shorof bagian dari Ilmu Nahwu,
yang ditekankan kepada pembahasan bentuk kata dan keadaannya ketika mufrodnya.
Jadi secara garis besar, pembahasan Nahwu
mencakup pembahasan tentang bentuk kata dan keadannya ketika belum tersusun
(mufrod) , semisal bentuk Isim Fa’il mengikuti wazan فاعل,
Isim Tafdhil mengikuti wazan أفعل, berikut
keadaan-keadaannya semisal cara mentatsniyahkan, menjamakkan, mentashghirkan
dll. Juga pembahasan keadaan kata ketika sudah tersusun (murokkab) semisal
rofa’nya kalimah isim ketika menjadi fa’il, atau memu’annatskan kalimah fi’il
jika sebelumnya menunjukkan Mu’annats dll
Beberapa Teori Belajar
Teori behavioristik adalah sebuah teori
yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai
hasil dari pengalaman. Teori ini lalu berkembang menjadi aliran
psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori
dan praktik pendidikan dan pembelajaran
yang dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada
terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.
Teori behavioristik dengan model hubungan
stimulus-responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif.
Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau
pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan
penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman.
2. Teori Belajar
kognitivisme
Teori belajar kognitif mulai
berkembang pada abad terakhir sebagai protes terhadap teori perilaku yang yang
telah berkembang sebelumnya. Model kognitif ini memiliki perspektif bahwa para
peserta didik memproses infromasi dan pelajaran melalui upayanya mengorganisir,
menyimpan, dan kemudian menemukan hubungan antara pengetahuan yang baru dengan
pengetahuan yang telah ada. Model ini menekankan pada bagaimana informasi
diproses.
Peneliti yang
mengembangkan teori kognitif ini adalah Ausubel, Bruner, dan
Gagne. Dari ketiga peneliti ini, masing-masing memiliki penekanan yang berbeda.
Ausubel menekankan pada apsek pengelolaan (organizer) yang memiliki pengaruh
utama terhadap belajar.Bruner bekerja pada pengelompokkan atau penyediaan
bentuk konsep sebagai suatu jawaban atas bagaimana peserta didik memperoleh
informasi dari lingkungan.
3. Teori Belajar Konstruktivisme
Kontruksi berarti
bersifat membangun, dalam konteks filsafat pendidikan dapat diartikan
Konstruktivisme adalah suatu upaya membangun tata susunan hidup yang berbudaya
modern.
Konstruktivisme
merupakan landasan berfikir (filosofi) pembelajaran konstektual
yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang
hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong.
Pengetahuan bukanlah
seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan
diingat. Manusia harus mengkontruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui
pengalaman nyata.
Dengan teori
konstruktivisme siswa dapat berfikir untuk menyelesaikan masalah, mencari
idea dan membuat keputusan. Siswa akan lebih paham karena mereka terlibat
langsung dalam mebina pengetahuan baru, mereka akan lebih pahamdan mampu
mengapliklasikannya dalam semua situasi. Selian itu siswa terlibat secara
langsung dengan aktif, mereka akan ingat lebih lama semua konsep.
Teori behavioristik adalah sebuah teori
yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai
hasil dari pengalaman. Teori ini lalu berkembang menjadi aliran
psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori
dan praktik pendidikan dan pembelajaran
yang dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada
terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.
Teori behavioristik dengan model hubungan
stimulus-responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif.
Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau
pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan
penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman.
2. Teori Belajar
kognitivisme
Teori belajar kognitif mulai
berkembang pada abad terakhir sebagai protes terhadap teori perilaku yang yang
telah berkembang sebelumnya. Model kognitif ini memiliki perspektif bahwa para
peserta didik memproses infromasi dan pelajaran melalui upayanya mengorganisir,
menyimpan, dan kemudian menemukan hubungan antara pengetahuan yang baru dengan
pengetahuan yang telah ada. Model ini menekankan pada bagaimana informasi
diproses.
Peneliti yang
mengembangkan teori kognitif ini adalah Ausubel, Bruner, dan
Gagne. Dari ketiga peneliti ini, masing-masing memiliki penekanan yang berbeda.
Ausubel menekankan pada apsek pengelolaan (organizer) yang memiliki pengaruh
utama terhadap belajar.Bruner bekerja pada pengelompokkan atau penyediaan
bentuk konsep sebagai suatu jawaban atas bagaimana peserta didik memperoleh
informasi dari lingkungan.
3. Teori Belajar Konstruktivisme
Kontruksi berarti
bersifat membangun, dalam konteks filsafat pendidikan dapat diartikan
Konstruktivisme adalah suatu upaya membangun tata susunan hidup yang berbudaya
modern.
Konstruktivisme
merupakan landasan berfikir (filosofi) pembelajaran konstektual
yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang
hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong.
Pengetahuan bukanlah
seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan
diingat. Manusia harus mengkontruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui
pengalaman nyata.
Dengan teori
konstruktivisme siswa dapat berfikir untuk menyelesaikan masalah, mencari
idea dan membuat keputusan. Siswa akan lebih paham karena mereka terlibat
langsung dalam mebina pengetahuan baru, mereka akan lebih pahamdan mampu
mengapliklasikannya dalam semua situasi. Selian itu siswa terlibat secara
langsung dengan aktif, mereka akan ingat lebih lama semua konsep.
Bahasa Satu dan Bahasa Kedua
Pambelajaran Bahasa
Nasional dan Bahasa Asing
PEMBAHASAN
Suatu yang urgen kami jelaskan
adalah aspek pendidikan dalam pengajaran bahasa asli dan bahasa – bahasa asing,
serta masalah yang menjadi dampak dari
penagajaran tersebut dari aspekmetode pembelajaran, kemudian setelah itu
pengukuhan akan kekhususan – kekhususan psikologis dalam pengajaran bahasa
asing. Bahasa yang pertama sering kita kenal dengan sebutan bahasa “um” (induk)
atau bahasa asli. Pada fashl selanjutnya kita akan menjelaskannya bagaimana
cara mendapatkan, mengetahui dan pertumbuhannya pada anak kecil hingga pada
taraf tinggi
Yang pertama: aspek pendidikan dalam pendidikan bahasa
1.
Bahasa asli (Nasional)
Anak kecil
mengusahakan dasar bahasa yang diucapkan sebelum ia masuk pada sekolah dan
menggunakannya dalam pengucapan yang sangat luas dalam seluruh kebutuhannya,
dan ketika ia sudah duduk di bangku sekolah baru ia mempelajari cara membaca,
menulis dalam kerangka dasar.
Pendidikan
bahasa sangat penting dalam masa modern ini lebih – lebih bahasa yang bersifat
pengucapan. Bahwa ia di anggap sebagai asas/dasar aturan pengungkapan bahasa
tulisan yang tampak sebagai inti bahasa.
Menciptakan
pendidikan dalam rangka memperbagus pendidikan bahasa
Bahasa tulisan
perspektif sastrawan (Kharoman, 1973, hal. 43-59) adalah bentuk resmi dari
bahasa yang membedakan kekhususan – kekhususan tertentu dari aspek kosa kata,
susunan kata antara bahasa sedangkan kalam dalam bentuk non resmi pada umumnya,
yang digunakan dalam interaksi sehari – hari dan ....
Berdasarkan
perbedaan kedua penjelasan tadi muncul persoalan dialek yang tersebar pada suku
– suku yang berbeda – bedatermasuk didalamnya dari aspek suara, gramatikal,
kosa kata, bahkan juga arti dan perbedaan lahjah yang lain itu digunakan pada
suku yang lain yang menggunakan
psikologi bahasa asli/ “um” dalam bentuk tertulis sebagaimana asalnya
Sebagimana kita
ketahui bahwa bahasa pokok yang mendunia yang tersebar luas yang tersebar didunia (mendunia) seperti
bahasa arab, inggris dan prancis, tidak kita dapati didalamnya kecuali satu
dialeg yang membedakan dengan bahasa induk kita.
Dialeg yang
berbeda-beda itu tampak pada studi tentang wilayah-wilayah tertentu antara
perkotaan dan desa atau kota kecil ataupun juga kota besar ataupun antara
penduduk kota yang satu ataupun antara suku-suku yang berbeda-beda.
Perbedaan
dialeg tidak himpunan gaya bahasa yang
berbeda, pengucapan penduduk yang berbeda-beda ia adalah satu kesatuan yang
menggunakan bahasa satu yang paling dikenal dikalangan kaumnya. Dan ini yang
mendorong satu daerah atau selain itu
penduduk bagi anak kecil dalam sekolah bertujuan mendekatkan antara
individu anak secara umum terhadap kesatuan budaya dan agama yamg satu
disandarkan terhadap kekelahan besar. Penetapan ini tidak mudah dari segi ,
bahkan kadang-kadang mustahil.
Penduduk arab
mengartikan bahasa sebagai asas-asas interaksi antara daerahnya yang berbeda
yang mereka maksud adalah bahasa al-Qur’an. Penduduk arab ini menganggap bahwa
teks yang satu itu dinisbatkan terhadap anankya.
Selain itu,
teori bahasa modern menyodorkan kepada guru sebagai hasil yang harus digunakan
ketika mengajarakan bahasa kaum. Hasil ini semana-mana terterah pada kitab
haroman tahun 1978 hal 43/48:
a.
Penilaian cara atau pendekatan tunggal untuk penelitia.
b.
Pentingnya bahasa lisan (bahasa modern)
dan perbedaan antara mereka
dan antara bahasa tulisan
c.
Kaidah taklidiah tidak ada
dalam bahasa prilaku.
d.
Kaidah taklidia tidak mencakup semua aspek bahasa tapi terfokus
kepada aspek selain bahasa.
e.
Penambahan guru dalam membahas ilmu psikologi bahasa khususnya yang
berkaitan dengan cara anak kecil mendapatkan bahasa sebelum masuk pada ranah
sekolah.
f.
Menjelaskan cara anak kecil memeahami hubungan antara hubungan
gramatikal antara individu dan yang lain.
g. Keindahan
kerangka belajar bahasa modern dalam pendidikan sastra bahasa kaum dari aspek
autor dan reader
h. Belajar
menganalisis bahasa dalam tingkatan terdahulu ialah belajar bahasa ibu. Sesungguhnya siswa mampu menggambarkan dirinya dengan bahasa itu dengan mudah. Tanpa
memperhatikan aturan atau koidah bahasa tersebut. Kecuali jika pemahama koaid
itu dapat membantunya dalam memahami bahasa tersebut
2.
Bahasa Asing.
Perkembangan pengetahuan tentang
bahasa asing bermacam-macam
a.
Sejak pertengahan masa sekarang belajar bahasa ditinjau dari aspek
cara metode mempelajarinya dan materi keilmuan dan alat-alat yang telah di
tentukan dan dasar-dasar kebahasaan dan psikologi yang semuanya termasuk metode
pembelajarannya.
b.
Dan sampai awal masa sekarang adanya pemahaman materi yang penting
dalam bahasa resmi, seperti halnya kemampuan bahasa yang terpusat kepada pusat
sekolah-sekolah ketika muritnya mempelajari bahasa asing, yaitu kemampuan
membaca.
c.
Dan pada awal masa sekarang muncul pergerakan kebahasaan dengan
cara langsung. Sesungguhnya siswa-siswa yang belajar sikologi bahasa asing
mendapatkan darinya bahasa ibu.
d.
Setelah itu muncul 30 metode pembelajaran yang kebanyakan
menggunakan kata asing, seperti bahasa inggris menggunakan tulisan asing.
e.
Sejak perang dunia kedua khususnya dalam wilayah amerika mulai
memahami dengan bahasa yang baru dan pemikiran mereka condong kepda pembentukan
kata, memperbanyak mufrodat.
f.
Bahasa perkataan dan bahasa percakapan itu kebanyakan memperhatikan
munculnya suara, yang tidak mengungkapakan bahasa tertulis dan menggunakan
teknologi untuk membantu guru dalam pembelajaran.
Dari aspek psikologis bahasa prilaku bahasa dinggap sebagai
identiyas kelompok biasanya ditunjukkan oleh pengusahaan bahasa dari cara
merespon dan mencerna bahasa. Oleh karena para sikolog berpendapat bahwa
perilaku bahasa adalah bagian palinh kecil bahasa.
Kedua: psikologis aspek pengajaran bahasa asing
Dipengaruhi oleh sifat dari aspek psikologis baik fisiologis dan biologis
manusia. Aspek fisiologis pengaruh yang sangat gugup, dan sisi biologis dalam
kehidupan manusia yang berpengaruh efektif dalam mengajar bahasa asing. Selain
itu ada aspek pengaruh mental dan pendidikan dalam pengajaran bahasa, misalnya,
motivasi merupakan salah satu faktor kunci dalam pendidikan secara umum, apakah
dampaknya pada pembelajaran bahasa atau belajar pengetahuan di berbagai bidang
dalam berbagai tahap pembelajaran. Faktor-faktor berikut ini adalah sebagai berikut:
1. Neurofisiologis karakteristik dalam belajar bahasa asing
Meningkatkan banyak pendidik di dunia kontemporer, menjawab pertanyaan
tentang usia yang tepat, yang dapat dimulai dalam belajar bahasa asing. Dalam
beberapa tahun terakhir, konsensus mayoritas sedang menuju untuk mulai belajar
bahasa asing secara bertahap pada usia awal... Setidaknya sebelum pubertas
(studi Anderson)
Pandangan ini didasarkan pada anak-anak ketika mereka belajar lebih dari satu bahasa pada tahap awal kehidupan, kemampuan untuk mengumpulkan bahasa menjadi kemampuan lebih besar dibandingkan jika terlambat dalam pendidikan bahasa di tahap akhir kehidupan. Pandangan-pandangan ini telah mengindikasikan kemungkinan mengajar anak-anak untuk tiga atau empat bahasa di mana mudah dalam pengucapan dan kemampuan anak-anak untuk belajar bahasa asing, seperti kemampuan mereka untuk mempelajari bahasa asli.
Pandangan ini didasarkan pada anak-anak ketika mereka belajar lebih dari satu bahasa pada tahap awal kehidupan, kemampuan untuk mengumpulkan bahasa menjadi kemampuan lebih besar dibandingkan jika terlambat dalam pendidikan bahasa di tahap akhir kehidupan. Pandangan-pandangan ini telah mengindikasikan kemungkinan mengajar anak-anak untuk tiga atau empat bahasa di mana mudah dalam pengucapan dan kemampuan anak-anak untuk belajar bahasa asing, seperti kemampuan mereka untuk mempelajari bahasa asli.
Mendukung pandangan-pandangan yang berkepentingan banyak dalam studi
linguistik. Ilmuan Kanada menegaskan bahwa pikiran manusia
kehilangan elastisitasnya setelah pubertas, sehingga bahasa belajar setelah
periode kehidupan semakin sulit dari waktu ke waktu.
Di sisi lain, ada pandangan yang bertentangan dari mereka yang memperingatkan pembelajaran bahasa pada tahap awal kehidupan, di mana apa yang dikenal dalam neraca mereka adalah dampak yang menunjukkan bahwa sementara membuat dalam belajar bahasa asing selalu mempengaruhi belajar bahasa nasional (bahasa warga negara) sebagai berpengaruh pada pendidikan dalam pembangunan umum dan mental anak dan dalam tahap pertumbuhan di tahun-tahun pertama kehidupan.
Di sisi lain, ada pandangan yang bertentangan dari mereka yang memperingatkan pembelajaran bahasa pada tahap awal kehidupan, di mana apa yang dikenal dalam neraca mereka adalah dampak yang menunjukkan bahwa sementara membuat dalam belajar bahasa asing selalu mempengaruhi belajar bahasa nasional (bahasa warga negara) sebagai berpengaruh pada pendidikan dalam pembangunan umum dan mental anak dan dalam tahap pertumbuhan di tahun-tahun pertama kehidupan.
Hal ini fisiologis penelitian neurologis telah dilakukan pada evolusi kapasitas fungsional pikiran dan menemukan pada saat umur sembilan tahun sampai usia dua belas tahun, anak menjadi seorang spesialis dalam belajar untuk berbicara dengan ini, ketika sampai rentang usia, bisa belajar dua atau tiga bahasa yang sangat baik.
Selain itu ketika Anda bertambah tua, individu menjadi resisten terhadap pembelajaran bahasa, sehingga tugas guru untuk mempertimbangkan ketika mempersiapkan kurikulum bahasa, kemampuan mental yang berbeda pada anak laki-laki dan perempuan. Menurut pendapat dokter lain, "Benfield" itu akan berguna untuk bahasa kurikulum perencana, dengan mempertimbangkan penundaan mengajar bahasa asing sampai dekade kedua dalam kehidupan, dan harus diingat oleh mereka bahwa dalam kasus kegagalan dalam belajar bahasa asing, referensi untuk itu adalah bahwa mereka tidak kembali zona Waktu pertumbuhan otak khusus pada anak-anak, ada jam biologi dalam pikiran bekerja sama persis seperti pekerjaan fisik pada anak-anak.
Rumah memiliki peran yang efektif dalam pengajaran bahasa, di mana rumah di
sini jejak dalam pendekatan mereka tergantung pada perkembangan mental anak,
ibu membiayai anaknya untuk belajar bahasa tapi motivasi terbesar anak harus
sama.
Dan pikiran anak fleksibel dalam menerima bahasa, sedangkan pikiran diarahkan dalam berbagai arah, sehingga kemampuan orang dewasa untuk belajar bahasa, relatif kurang dari kemampuan anak.
Dan pikiran anak fleksibel dalam menerima bahasa, sedangkan pikiran diarahkan dalam berbagai arah, sehingga kemampuan orang dewasa untuk belajar bahasa, relatif kurang dari kemampuan anak.
Dan mungkin dapat dikonfirmasi dengan mencatat fenomena ketika seorang anak
kembali belajar dampak pembedahan atau penyakit yang mempengaruhi daerah pidato
setengah dari otak, anak kedua Alahad keduanya sama-sama ketidakmampuan untuk
berbicara akibat cedera otak. Tetapi anak itu dapat berbicara lagi, tapi tidak seperti
biasanya menempatkan pada bulan kemudian, sementara orang dewasa mungkin tidak
dapat berbicara, dan menghentikan kemampuannya untuk berbicara pada keparahan
cedera.
- Sifat biologis dari pembelajaran bahasa asing
- Sifat biologis dari pembelajaran bahasa asing
Hal ini diketahui bahwa belajar bahasa nasional (bahasa pertama atau bahasa
ibu) berdasarkan pada mekanisme biologi pada anak maka mekanisme otak tumbuh di
masa-masa kritis, dan anak tidak kembali untuk berbicara dengan bahasa kaumnya
sebelum mencapai usia dewasa, tidak bisa ke saluran berbicara bahasa manusia.
Konfirmasi ini ( Lenneberg) dalam bukunya "dasar-dasar biologis bahasa,"
seperti yang meyakinkan Lenneberg bahwa bahasa nasional tidak mendapatkan kesamaan
kemungkinan selama periode pertumbuhan dari masa kanak-kanak sampai usia lanjut,
dan waktu yang paling penting dalam Fisiologi bahasa.
Dalam pandangannya bahwa batas pemerolehan bahasa pertama mendekati
pubertas dapat diketahui dengan mengingat keterbelakangan mental yang muncul dari
awal yang sederhana dan mulai dalam akuisisi bahasa sampai kedatangan mereka
untuk perjalanan masa remaja awal, di mana ia menjadi remaja yang berbeda
mental yang mampu berbicara dalam bahasa yang menjadi perbandingan yang lebih
mendukung digunakan daripada sebelumnya . Oleh karena itu ketika menentukan
tahap kritis dalam catatan akuisisi bahasa yang awalnya didefinisikan sebagai
akibat dari kekurangan dalam pematangan bahasa, referensi ini disebabkan
kurangnya penyesuaian output individu efek fisiologis saraf.
Dan Lenneberg menegaskan pentingnya aspek neurofisiologis bahasa akuisisi
Bahasa asing asli, di mana ia menempatkan perkembangan bahasa ditempatkan dalam
akuisisi dan pembelajaran bahasa pertama (Nasional) dan bahasa asing kedua
sebagai berikut:
Tabel 8 - bahasa pengembangan dan akuisisi bahasa dan belajar
bahasa pertama dan kedua
Bahasa
|
Umur
|
Perkembangan
Bahasa
|
Bahasa
Ibu (awal)
Bahasa
Asing
|
0-3
bulan
4-20
bulan
21-36
bulan
3-10
tahun
11-14
tahun
Pertengahan remaja sampai sisa tahapan kehidupan
|
Menggeram
dan
]ke
kalimat
Perolehan
Bahasa
Beberapa
aturan khusus dan luasnya penggunaan istilah
Kemampuan
untuk menggunakan bahasa asing
Perolehan
dan pembelajaran bahasa kedua menjadi semakin sulit
|
Dalam sebuah studi Yeni - Komshian dan Zubin, dan Afendras menunjukkan bahwa anak-anak muda lebih mampu
mempelajari pengucapan suara berbicara bahasa kedua untuk orang dewasa.
Penelitian ini memiliki dua set individu antara usia 5-21 tahun dan termasuk
dua pengalaman belajar dan pelatihan selama tujuh jam pada perbedaan pengucapan
bahasa asing, tetapi hasil penelitian ini tidak signifikan.
Perlu dicatat bahwa anak-anak dari imigran ke daerah asal baru dengan orang tua mereka jika mereka belum mencapai usia pertengahan masa remaja, mereka dapat mempelajari bahasa negara baru dan untuk berkomunikasi dengan bahasa baru dengan pengucapan tingkat yang sangat dekat dari rakyat negeri ini dan jauh lebih menguasai dari orang tua mereka.
3. pendidikan dan mental aspek belajar bahasa
Perlu dicatat bahwa anak-anak dari imigran ke daerah asal baru dengan orang tua mereka jika mereka belum mencapai usia pertengahan masa remaja, mereka dapat mempelajari bahasa negara baru dan untuk berkomunikasi dengan bahasa baru dengan pengucapan tingkat yang sangat dekat dari rakyat negeri ini dan jauh lebih menguasai dari orang tua mereka.
3. pendidikan dan mental aspek belajar bahasa
Menegaskan (Macnamara) mempengaruhi kemampuan anak fisiologis dan gugup untuk belajar bahasa
asing untuk orang dewasa, dan menegaskan kembali pentingnya efek ini dalam
belajar bahasa asing. "Macnamara" mengumumkan dalam pendapatnya tentang dampak dari apa yang diperkenalkan dari 77
mencari signifikansi pendidikan dan mental dalam pengajaran bahasa.
Studi "MacNamara" menunjukkan bahwa ada dampak yang seimbang antara anak-anak yang memenuhi syarat untuk
belajar bahasa asing atau pengguna bahasa, yang ditentukan pengajaran bilingual
mereka, anak-anak ini telah menjadi pemahaman yang lemah dari masing-masing dua
bahasa untuk anak-anak yang akan dibahas dalam satu bahasa. "MacNamara" telah membuktikan bahwa warga negara yang berbahasa Inggris di Irlandia, yang telah
menghabiskan 42% dari waktu belajar di sekolah belajar bahasa Irlandia, dan
untuk ini mereka tidak pada tingkat yang sama dalam bahasa Inggris ditulis oleh anak-anak
Inggris yang tidak belajar bahasa asing kedua karena mereka tidak memperoleh
tingkat yang sama dalam penulisan bahasa Irlandia, seperti anak-anak Irlandia.
Bahkan, banyak dari percobaan mengajarkan bahasa asing hasil tidak konsisten satu sama lain. Referensi ke kondisi konflik yang berbeda eksperimental dari satu lingkungan yang lain karena ada pertimbangan dan faktor-faktor tertentu mempengaruhi hasil yang diharapkan dari setiap percobaan. Pertimbangan ini meliputi faktor-faktor yang tumpang tindih yang berhubungan dengan aspek pendidikan dan sosial, politis dan filosofis.
Dalam memperkirakan ke Alinskovy 1963 untuk "belajar bahasa asing atau bahasa kedua untuk anak-anak muda," mengacu laporan ( Stern) bahwa tidak diperlukan untuk menyingkirkan bahwa pengajaran bahasa pada tahap awal adalah tahap yang paling tepat dalam belajar bahasa asing, dan referensi ini dalam pendapat "Stern "dengan pertimbangan sebagai berikut:
Bahkan, banyak dari percobaan mengajarkan bahasa asing hasil tidak konsisten satu sama lain. Referensi ke kondisi konflik yang berbeda eksperimental dari satu lingkungan yang lain karena ada pertimbangan dan faktor-faktor tertentu mempengaruhi hasil yang diharapkan dari setiap percobaan. Pertimbangan ini meliputi faktor-faktor yang tumpang tindih yang berhubungan dengan aspek pendidikan dan sosial, politis dan filosofis.
Dalam memperkirakan ke Alinskovy 1963 untuk "belajar bahasa asing atau bahasa kedua untuk anak-anak muda," mengacu laporan ( Stern) bahwa tidak diperlukan untuk menyingkirkan bahwa pengajaran bahasa pada tahap awal adalah tahap yang paling tepat dalam belajar bahasa asing, dan referensi ini dalam pendapat "Stern "dengan pertimbangan sebagai berikut:
A. Bahasa pengajaran - secara umum - yang
diinginkan dari kedua sosial dan pendidikan.
B. Belajar bahasa, harus sepadan dengan tahap pertumbuhan pada anak-anak. Dalam arti bahwa tidak ada efek fisiologis menghambat pembelajaran bahasa dalam tahap kehidupan.
C. Tanpa mencari usia yang tepat dalam belajar bahasa diketahui bahwa tahun-tahun pertama kehidupan dianggap tahun yang paling tepat untuk belajar bahasa asing.
Menurut (Stern) bahwa belajar bahasa asing tidak terbatas pada urutan yang hanya masalah pribadi dari kurikulum atau cara mengajar atau waktu fisiologis sesuai dengan usia individu, tetapi ada pertimbangan lain dalam belajar bahasa. Pertimbangan ini harus ambisius dan tren sosial di antara individu-individu tertentu dalam suatu komunitas sekolah.
Pengembangan regulasi "Stern" berikut, yang menjelaskan pro dan kontra dari memperoleh bahasa pada usia yang berbeda:
B. Belajar bahasa, harus sepadan dengan tahap pertumbuhan pada anak-anak. Dalam arti bahwa tidak ada efek fisiologis menghambat pembelajaran bahasa dalam tahap kehidupan.
C. Tanpa mencari usia yang tepat dalam belajar bahasa diketahui bahwa tahun-tahun pertama kehidupan dianggap tahun yang paling tepat untuk belajar bahasa asing.
Menurut (Stern) bahwa belajar bahasa asing tidak terbatas pada urutan yang hanya masalah pribadi dari kurikulum atau cara mengajar atau waktu fisiologis sesuai dengan usia individu, tetapi ada pertimbangan lain dalam belajar bahasa. Pertimbangan ini harus ambisius dan tren sosial di antara individu-individu tertentu dalam suatu komunitas sekolah.
Pengembangan regulasi "Stern" berikut, yang menjelaskan pro dan kontra dari memperoleh bahasa pada usia yang berbeda:
9oip
A. Anak : (3-10 tahun)
*Positif
^ Tahap sepadan dengan sistem aktivitas fisiologis saraf ke otak.
^ Tahap sepadan dengan sistem aktivitas fisiologis saraf ke otak.
^ Belajar lebih mudah dan lebih efektif.
^ Pengucapan alami baik dari bahasa muncul pada tahap
ini.
^ Usia ini memiliki dampak yang signifikan terhadap
penarikan bahasa di usia berikut.
^ Pada tahap kehidupan mengarah untuk memperoleh bahasa yang akan digunakan untuk waktu yang lebih lama.
^ Pada tahap kehidupan mengarah untuk memperoleh bahasa yang akan digunakan untuk waktu yang lebih lama.
* Negatif
^ Ada kemungkinan dalam pencampuran kebiasaan
bahasa asing dengan bahasa pertama.
^ Pelajari pada tahap ini tidak bisa diperoleh tanpa sadar.
^ Pelajari pada tahap ini tidak bisa diperoleh tanpa sadar.
^ Waktu yang digunakan dalam pembelajaran
bahasa tidak dapat dibandingkan dengan hasil yang diperoleh.
B. Tahap Masa remaja (dari usia 11 tahun sampai akhir SMA)
*Positif
^ Ditandai kartu ini usia semakin menerima manifestasi dari bahasa pribadi atau kontak budaya.
^ Masih individu dalam usia ini mampu menghasilkan tingkatan atas.
^ Ini tahap kehidupan yang ditandai oleh pertumbuhan kapita per tahap tingkat sebelumnya mental, dan kemampuan untuk mengingat tahap sebelumnya.
^ Apakah tidak terjadi kebingungan dalam usia antara belajar bahasa pertama dan kedua.
* Negatif
^ Kebutuhan untuk belajar dalam hidup ini
untuk upaya yang lebih besar untuk pendidikan di tahap-tahap awal.
^ Keberhasilan seorang individu tergantung
pada kemampuannya di informasi instalasi.
^ Ada kemungkinan untuk tidak menanggapi pengingat.
^ Ada kemungkinan untuk tidak menanggapi pengingat.
^ Pengalaman kekambuhan Terbukti dari hasil
pendidikan tidak berharga.
^ Kemacetan dapat terjadi dalam kurikulum dan
studi khusus yg bervariasi.
C. Dewasa: (setelah akhir Sarjana)
*Positif
^ Kekhususan tujuan dalam belajar dan jelas pada tahap ini.
^ Motivasi untuk mempelajari lebih lanjut pada tahap ini.
^ Kekhususan tujuan dalam belajar dan jelas pada tahap ini.
^ Motivasi untuk mempelajari lebih lanjut pada tahap ini.
^ Sebuah belajar
dalam jumlah yang lebih besar, dan sedikit waktu yang dihabiskan.
* Negatif
* Negatif
^ Waktu yang
tidak cukup untuk pembelajaran.
^ Tumpang tindih tugas dan pekerjaan lainnya
4.
Motifasi Dan Efek Dalam Belajar Bahasa
Bilingualism dan keanekaragaman bahasa keduanya merupakan contoh kesulitan
dalam dunia kontemporer, dan dibeberapa zaman ditekankan untuk belajar bahasa
nasional dan menolak dalam belajar bahasa asing (Jackobovitch 1971-76/79), dan
penekanan ini kembali ditujukan kepada fanatisme dan kecenderungan sosial, dan
menegaskan untuk kebudayaan
Dan dampak dalam dorongan untuk
belajar bahasa asing :
a.
Kriteria Menilai diri
Pengetahuan dasi sisi psikoogi sesungguhnya individu yang belajar bahasa
asing,
b.
Sikap-sikap Mahasiswa
Faktor yang kedua yang mempengaruhi dalam motivasi untuk belajar
bahasa asing yaitu sikap-sikap siswa. Yang kadang-kadang siswa merasa kegiatan
yang tidak masuk akal dalam belajar bahasa asing atau pada factor bahasa atau
pada pekerjaan rumah yang bermain dalam rumah (Jackobovitch 1971-76/29)
Dan dari pengertian diatas bahwasanya anak-anak kecil atau sebagian
dari orang dewasa mempunyai kecerdasan lebih sedikit dari rata-rata, tidak
latihan dalam kegiatan ini seperti orang-orang besar atau para siswa yang
cerdas. Dan kembali pada beberapa sikap siswa dalam belajar bahasa asing maka
banyak dari para siswa memandang bahwa belajar beberapa materi harus berkaitan
dengan ambisi beberapa murid
Dasar-Dasar Yang Harus Dipenuhi Dalam Belajar Bahasa Asing
Sesungguhnya
dasar-dasar yang diterapkan dalam pembelajaran bahasa asing pada waktu yang
akan datang, terdiri dari:
1.
Tidak ada satu tujuan yang cocok dalam pembelajaran bahasa asing ,
mungkin berlatih dengan menggunakan metode logika. Dan tidak ada tanda untuk
memulai belajar bahasa asing, mungkin kesempurnaan dalam bahasa percakapan,
dalam membaca, atau sebaliknya. Dan
sebab dibalik itu semua yaitu perbedaan jarak para siswa dan kebutuhannya dan
persiapannya.
2.
Wajib menjelaskan tujuan-tujuan pembelajaran program khusus dalam
pembelajaran bahasa asing serta mengikuti keterampilan khusus yang memungkinkan untuk menyempurnakan metode
pengukuhan tujuan ini.
3.
Pembelajaran bahasa asing tidak dapat terlaksana hanya dengan
tujuan yang tertentu saja, tapi dengan menguatkan kemampuan dan tujuan khusus
dalam pembelajaran bahasa ini
4.
Soal khusus dengan umur yang sesuai untuk belajar bahasa asing, beberapa
soal dianggap sulit sampai puncaknya,
Kesimpulan
·
Dalam belajar bahasa nasional anak-anak memperoleh dasar-dasar
bahasa pengucapan sebelum menginjak
pendidikan sekolah dan menggunakannya pada pengucapan yang luas dalam semua
kebutuhannya dan ketika menginjak masa sekolah mereka belajar membaca, menulis
dalam bentuk resmi.
·
Dan perhatian penuh dalam beberapa pelajaran bahasa dengan bahasa
pengucapan, antara bahasa penulisan dianggap sebagai aspek kepentingan.
·
Dalam pembelajara bahasa asing